jpnn.com, JAKARTA - Survei Center Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan PDI Perjuangan memiliki elektabilitas paling tinggi dibandingkan partai-partai lain dengan 31,7 persen. Di sisi lain, elektabilitas PAN merosot tajam akibat tidak memiliki sosok pemimpin.
Sekjen Pergerakan Indonesia Abi Rekso mengatakan, meningkatnya elektabilitas PDIP menandakan menguatnya pemilih nasional. Selain itu, dia menambahkan, PDIP memiliki sosok pemimpin yang kuat, Megawati Soekarnoputri.
BACA JUGA: Hasil Survei: 2,7% Sangat Puas dengan Kinerja Maâruf Amin
“Jika ditinjau dari kenaikan PDIP yang sangat signifikan, juga dipengaruhi oleh faktor kaderisasi partai dan banyaknya tokoh partai yang popular. Sebut saja ada Ganjar, Tri Risma dan lain lain,” kata Abi, Sabtu (14/3).
Sedangkan, lanjut dia, PAN sebagai partai berbasis agama malah mengalami penurunan elektabilitas. Ini menandakan PAN telah ditinggalkan oleh kader dan ceruk pemilihnya.
BACA JUGA: Survei IPO: Anies Baswedan Paling Populer Jadi Cawapres versi Kepala Daerah
“Sedangkan PAN yang hanya akan memperoleh suara 1,6 persen kedepan, justru krisis ketokohan. Selama ini Amien Rais selalu ingin menjadi tokoh sentral. Meski gagal, justru Amin Rais malah memperparah dengan berniat membuat PAN Reformasi,” terangnya.
Melihat kondisi tersebut, Abi Rekso menilai, PAN tekah gagal melahirkan ketokohan yang kuat dan visioner. Sementara itu PDIP diprediksi akan menjadi partai pemenang pada Pemilu 2024 mendatang.
BACA JUGA: Survei: Ahok Gubernur Paling Baik dalam Menangani Banjir Jakarta
“Jika pola partai dengan berbasis agama seperti PAN telah gagal melahirkan ketokohan yang kuat dan visioner. Bisa bisa masa depan PAN sebagai sebuah partai akan suram. Di waktu yang sama PDIP semakin optimis dalam memenangkan 2024, di bawah kepemimpinan Ibu Mega yang dinilai sukses,” tutupnya.
Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia (PDI)-Perjuangan mendapat dukukungan keterpilihan tertinggi sebesar 31,7% versi hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dirilis di Jakarta, Rabu (10/3).
Direktur Eksekutif CPCS, Tri Okta S.K., mengatakan, tingginya elektabilitas PDIP tak dipungkiri merupakan imbas dari kemenangan Joko Widodo (Jokowi) 2 kali berturut-turut.
Adapun untuk posisi papan atas selanjutnya masing-masing Partai Gerindra 14,5% dan Partai Golkar 8,9%. Ketiga partai ini bertengger di papan atas karena mendominasi percaturan politik Tanah Air.
Selain itu, lanjut Okta, ketiga partai tersebut menjadi penentu kebijakan di legislatif maupun eksekutif, dengan PDIP sebagai inti dari segitiga kekuatan dominan tersebut.
Sedangkan untuk papan tengah, kata Okta dalam keterangan pers, masing-masing PKS 6,7%, PKB 5,9%, Demokrat 4,6%, dan PPP 3,1%. "PKS menjadi partai Islam paling unggul, jika dilihat meningkatnya partisipasi dari Pileg 2014 ke 2019 tampaknya PKS berhasil merebut suara golput dari pemilih Islam," ujarnya.
Parpol yang menghuni papan bawah yakni, NasDem 2,9%. Angka ini turun drastis dari perolehan suara pada Pileg 2019. Kemudian PSI naik ke angka 2,8%. PAN 1,6%, Hanura 0,9%, Perindo 0,7%, Berkarya 0,6%, Garuda 0,4%, PBB 0,3%, dan PKPI 0,1%.
"Selain PAN, partai-partai tersebut pada Pileg 2019 lalu gagal mengirim wakil ke Senayan, dan diperkirakan akan kembali menjadi partai gurem," kata Okta. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil