Hasil Survei Pilpres 2024 Rekayasa Tanpa Batas?

Oleh: Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Pancasila Nazar EL Mahfudzi

Minggu, 15 Januari 2023 – 20:22 WIB
Ilustrasi - Hasil survei sejumlah lembaga independen terkait tokoh kompeten layak maju di Pilpres 2024 merupakan rekayasa tanpa batas? Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Rekayasa tanpa batas, mungkin itu slogan yang sering dilontarkan kaum muda, pelajar atau pemilih pemula ketika mendengar berbagai hasil lembaga survei yang menjadi frame elektablitas kandidat presiden dan kandidat wakil presiden di Pemilihan Presiden 2024.

Pemilih pemula adalah pemilih yang pada 14 Februari 2024 akan berusia 17 tahun dan untuk pertama kalinya akan menggunakan hak suara dalam memilih wakil rakyat maupun kepala negara.

BACA JUGA: Pendukung Moeldoko Berani Agresif di Musra Projo Jatim

Mereka selama ini terkesan enggan dan jenuh masuk dalam polarisasi kepentingan politik.

Pasalnya, para pemilih pemula kerap disuguhi berbagai caci maki antarpendukung kandidat di media sosial.

BACA JUGA: Musra XIII Projo di Surabaya, Muncul Muryati, Ganjar Masih Teratas

Kaum pelajar dan mahasiswa tidak mendapat ruang akademik untuk bisa berkomunikasi dan mengenal para kandidat.

Wacana politik kampus pun seakan dikebiri untuk bersuara mencari pemimpin yang berkualitas.

BACA JUGA: Teman Sandi Gelar Pelatihan Hidroponik untuk Warga di Kota Medan

Hal ini terjadi karena kekuasaan parpol telah menyampingkan suara kaum pelajar dan mahasiswa.

Parpol larut dalam efuoria elektabilitas tertinggi untuk saling menjajaki kolaborasi mencapai presidential threshold 20 persen.

Hal ini menunjukkan tontonan koloni oligarki masih sangat kuat, membuat patron politik hegemoni pemilik modal untuk berbagi kekuasaan.

Parpol terkesan lupa siapa yang sebenarnya pemilik kuasa, pihak yang menentukan para pemimpin bangsa ke depan.

Padahal, dalam negara demokrasi, sangat jelas menggariskan suara pemilih atau konstituen merupakan pemegang kedaulatan rakyat.

Karena itu, dalam hal ini saya kira partai politik harus kembali ke fitrahnya, untuk benar-benar menyatu bersama masyarakat, demi Indonesia yang lebih baik.

Partai politik juga penting mengetahui bahwa pemilih pemula jumlahnya cukup banyak pada Pemilu 2024 mendatang.

KPU telah melakukan pemutakhiran data terhadap jumlah pemilih pemilu hingga Juni 2022.

Hasilnya, ada 578.139 pemilih baru dari total 190.022.169 orang.

Hal ini dikuatkan oleh hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dimana menunjukkan pemilih muda akan mendominasi Pemilu 2024.

Dalam hal ini, pemilih muda didefiniskan sebagai warga berusia 17-39 tahun.

Jumlah pemilih dari kaum muda, menjadi ujung tombak parpol untuk memperoleh dukungan mahasiswa dalam mengusung kandidat pemimimpin berkualitas.

Meski demikian, pemegang kedaulatan sistem demokrasi langsung adalah pemilih yang cerdas, sehingga mampu menghasilkan pemimpin berkualitas.

Jadi, bukan euforia elektabilitas dengan berbagai mobilitas masa pendukung.

Maka, strategi parpol harus mencermati pergeseran perilaku pemilih di Pemilu 2024.

Pemilih yang akan mendominasi di akar rumput merupakan pelajar dan mahasiswa, terutama kaum muda pemilih pemula.

Mereka akan memilih berdasarkan program yang relevan dan terukur, serta rekam jejak kontestan yang berintegritas dan paham pada persoalan bangsa. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Grace Natalie Tidak Perlu Minta Maaf kepada Megawati soal Ganjar


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler