Hasil Uji Balistik, Bharada E Pakai Glock 17, Brigadir J Pistol HS 9, Sudut Tembakan?

Senin, 01 Agustus 2022 – 21:32 WIB
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo saat memberikan keterantan di Komplek Porli, Duren Tiga, Jaksel, Senin (1/8). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Tim khusus (timsus) yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mendalami hasil uji balistik senjata api yang dipakai Brigadir Yosua Hutabarat dan Bharada E dalam baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo, Senin (1/8).

Pendalaman uji balistik dilakukan tim khusus di tempat kejadian perkara (TKP), rumah Kadiv Propam nonaktif Polri itu di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Glock 17, Senjata Andal Karya Perekayasa Tak Paham Pistol

Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo, pendalaman uji balistik dilakukan oleh tim laboratorium forensik Polri.

"Dari hasil uji balistik sudah dilakukan oleh Puslabfor terkait dua senjata yang ditemukan di TKP, yaitu senjata jenis Glock 17 dan senjata HS 9," kata Dedi di depan rumah Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Komjen Agus Tiba di Rumah Ferdy Sambo dengan Mobil Mewah, Spesifikasi Mesinnya Ngeri!

Saat baku tembak pada Jumat (8/7) lalu, Brigadir J yang tewas dalam insiden itu menggunakan pistol HS 9, sedangkan Bharada E pakai Glock 17.

"Pendalaman yang dilakukan di TKP pada hari ini, yaitu untuk mengetahui sudut tembakan, jarak tembakan, dan sebaran pengenaan tembakan," ujar Dedi.

BACA JUGA: ART dan Ajudan Irjen Ferdy Sambo Diperiksa Komnas HAM, Ada yang Akhirnya Terungkap

Mantan Kapolda Kalteng itu mengatakan pendalaman uji balistik juga melibatkan Inafis, kedokteran forensik, dan penyidik Bareskrim Polri. Namun, dia belum membber hasilnya.

Brigadir J yang tewas dalam insiden itu sudah dimakamkan di TPU Desa Suka Makmur, Sungai Bahar, Muaro Jambi pada Senin (11/7) tanpa upacara kedinasan.

Pada Rabu (27/7), jenazah Brigadir J diautopsi ulang untuk mengungkap kejanggalan penyebab kematiannya. Setelah itu, pemakaman kedua dilakukan dengan upacara kedinasan.

Autopsi ulang itu dilakukan menyusul adanya permintaan pihak keluarga yang curiga Brigadir J menjadi korban pembunuhan berencana.
 
Upaya mengungkap fakta tentang penyebab kematian Brigadir J masih terus dilakukan timsus Polri dan oleh Komnas HAM. (cr3/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler