jpnn.com, YOGYAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengajak kampus untuk menggelorakan pemikiran geopolitik Proklamator RI Bung Karno.
Hasto mengatakan geopolitik Soekarno bertujuan untuk membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia. Untuk mewujudkannya, memerlukan tradisi intelektual berupa penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan diplomasi internasional.
BACA JUGA: Bung Karno Merancang Koridor Strategis, Hutan Kalimantan Seharusnya Tak Boleh Disentuh
“Karena itulah kampus menjadi medium yang sangat baik untuk menyampaikan pemikiran geopolitik Soekarno,” kata Hasto dalam seminar ilmiah dosen dalam rangka dies natalies Universitas Sanata Dharma (Sadar) Yogyakarta, Jumat (16/12).
Menurut Hasto, itu pula yang membuat dirinya kerap berbicara dengan dunia kampus, termasuk Universitas Sadar Yogyakarta. Menurutnya, menggelorakan pemikiran geopolitik Bung Karno dan peran dari perguruan tinggi sangat relevan.
BACA JUGA: Hasto: Api Islam Bung Karno Bangunkan Pancasila dan Memperjuangkan Bangsa-bangsa Asia Afrika
“Dari kampus inilah bergelora semangat untuk menjadikan Indonesia terdepan dalam penguasaan ilmu-ilmu dasar, ilmu dan teknologi dan kemudian meletakkan pilar-pilar kemajuan bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Menurut Hasto, pemikiran Soekarno basisnya kepentingan nasional dan mengandung spirit untuk membebaskan dunia dari imperialisme dan kolonialisme.
BACA JUGA: Respons Hasto PDIP untuk Tuduhan Amien Rais soal Permainan Singkirkan Partai Ummat
“Dan melalui pendidikan kita membangun kekuatan intelektual itu. Membangun daya imajinasi bagi seluruh mahasiswa dan civitas akademica di kampus. Dengan demikian akan terbangun spirit memajukan Indonesia raya kita,” tegas Hasto.
Dalam paparannya di seminar, Hasto juga menjelaskan sejumlah poin kunci kemajuan universitas di Indonesia. Kampus harus mengedepankan model pendidikan yang berkemajuan, develop the intellectual firepower, serta developing skills and talent pools.
Kedua, kampus harus bertumpu pada kompetensi dasar, sehingga harus fokus pada literasi, numerasi, dan sains.
Ketiga, universitas harus menjadi pusat riset, inkubasi, dan inovasi, melakukan studi kasus dan isu terkini.
Dia mencontohkan kampus bisa membahas soal pangan, energi, kecantikan, penghijauan, maupun kesehatan.
Selanjutnya kampus harus berorientasi masa depan dengan kajian multidisiplin ilmu. Lalu universitas harus memperkuat sains, teknologi, seni, dan matematika sebagai akses kemajuan.
“Terakhir universitas harus memanfaatkan teknologi informasi untuk meleverage kemajuan tanpa terjebak pada kemapanan sosial media,” pungkasnya. (Flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Ajak Mahasiswa Hindari Bermedsos yang Negatif dan Aktif Memahami Geopolitik
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Natalia