Hasto: Api Islam Bung Karno Bangunkan Pancasila dan Memperjuangkan Bangsa-bangsa Asia Afrika

Kamis, 15 Desember 2022 – 21:38 WIB
Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengisi acara seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12). Foto: Dokumentasi Hasto Kristiyanto

jpnn.com, JAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menilai api perjuangan Islam menggerakkan Proklamator RI Soekarno dalam membangun ideologi Pancasila hingga menggerakkan perjuangan pembebasan bangsa-bangsa Islam di Asia-Afrika agar merdeka dari penjajahan.

Hal itu diungkap oleh Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12).

BACA JUGA: Hasto Ajak Mahasiswa Hindari Bermedsos yang Negatif dan Aktif Memahami Geopolitik

Hasto menganggap UIN Sunan Kalijaga memiliki tradisi keislaman yang kuat, khususnya dalam membangun persatuan bangsa dan Indonesia. UIN memiliki jejak sejarah yang mendalam dengan Bung Karno maupun Megawati Soekarnoputri, ketika menjabat presiden.

Karena itu, Hasto mengatakan dirinya hadir di seminar UIN tersebut untuk menggelorakan pemikiran geopolitik Bung Karno.

BACA JUGA: PDIP Tetap Pakai Nomor Urut 3 di Pemilu 2024, Hasto Ungkap Alasannya

“Dan secara khusus juga bagaimana api Islam Bung Karno betul-betul menggerakkan Proklamator Bangsa tersebut, baik dalam membangun sintesis ideologi hingga lahir Pancasila, maupun dalam perjuangan Bung Karno dalam meggalang bangsa bangsa Asia-Afrika,” kata Hasto.

Sekjen PDI Perjuangan itu menilai pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini.

BACA JUGA: Nomor Urut Parpol di DPR Tak Berubah, Hasto Singgung Histori PDI Saat Orde Baru

Hasto menemukan salah satu tesis utama dari pemikiran Bung Karno ialah dunia akan damai apabila dunia bebas dari imperialisme dan kolonialisme.

Karena itulah menghadapi sistem internasional yang anarkis, Bung Karno mengusulkan bagaimana PBB harus direformasi. Sebab terbukti PBB yang merupakan konstruksi pascaperang dunia II, kerap dianggap tak relevan lagi saat ini.

Selain itu, lanjut Hasto, relevansi pemikiran geopolitik Soekarno makin terbukti jika dikaitkan dengan ketegangan global yang terjadi saat ini.

Politikus asal Yogyakarta itu menerangkan dunia melihat perang Rusia-Ukraina belum selesai.

Dampaknya menyentuh aspek yang sangat mendasar terhadap kemanusiaan, mulai menciptakan krisis energi dan ekonomi.

Di sisi lain, lanjut Hasto, ketegangan di Timur Tengah di belakangnya ada kepentingan-kepentingan barat. Kemudian Iran yang di belakangnya ada kepentingan Rusia dan Tiongkok.

“Itu menunjukkan bahwa pemikiran Bung Karno sangat relevan untuk dijabarkan dalam kebijakan luar negeri, dan juga diplomasi pertahanan agar pemerintah RI dapat mengambil inisiatif-inisiatif dalam membangun perdamaian dunia yang abadi,” urai Hasto.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Phil. Al Makin mengatakan Hasto memiliki kompetensi kuat berbicara tentang geopolitik Soekarno.

Sebab, Hasto telah menyelesaikan disertasinya terkait topik itu dan juga seorang praktisi di dunia politik.

Mengenai figur Soekarno, Al Makin mengatakan tak bisa dipungkiri adalah yang bersangkutan ialah Bapak Bangsa Indonesia.

“Jadi, sejarah Indonesia tak bisa dipisahkan dari sejarah Soekarno. Soekarno menjadi pemersatu kita, simbol kita yang patut kita gali, dan tulisan beliau sudah banyak sejak muda,” kata Al Makin.

Menurutnya, banyak gagasan Soekarno yang belum dipahami secara utuh, apalagi dilaksanakan.

“Dan saya kira Pak Dr. Hasto karena disertasinya juga tentang itu, maka saya kira akan banyak hal yang bisa kita dengarkan dan simak wawasan beliau tentang Soekarno,” kata Al Makin.

Di acara itu, Al Makin memimpin jajaran pengajar UIN Sunan Kalijaga dan hadir bersama para mahasiswa kampus tersebut.

Saat acara, Hasto sempat menyampaikan salam dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas. (Tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Beber Jurus PDIP Mencegah Perilaku Korupsi, Begini


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler