Hasto Banggakan Spirit Kiai Menjaga NKRI

Minggu, 29 Januari 2017 – 16:51 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menghadiri haul keempat Almarhum H Mochtar Jupri di kawasan Bulak Banteng Kidul, Surabaya, Minggu (30/1). Foto: DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com -  Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak semua pihak untuk mewaspadai upaya mengadu domba kelompok nasionalis dengan ulama. Menurut dia, semangat persatuan Indonesia harus dikedepankan agar warga tidak mudah diadu domba.

Hasto mengatakan hal itu di Surabaya, Minggu (29/1) saat menghadiri haul keempat Almarhum H Mochtar Jupri yang dikenal sebagai tokoh masyarakat Surabaya Utara. Mendiang Mochtar Jupri merupakan ayahanda M Mochtar atau yang kondang dengan nama panggilan Mat Mochtar yang kini memimpin Gerakan Rakyat Surabaya (GRS).

BACA JUGA: Ustaz HNW Harapkan Antasari Azhar Bawa Warna Segar

Di hadapan ribuan orang yang menghadiri haul keempat H Moch Jupri di kawasan Bulak Banteng Kidul, Surabaya Utara itu Hasto menegaskan, Indonesia bukan hanya untuk suku atau penganut agama tertentu. Menurut dia, justru ulama dan kiai punya peran penting dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Semangat itu yang ditunjukkan Pak Mochtar, oleh para ulama di sini sehingga dengan penuh tekad dengan tegas menyatakan NKRI adalah harga mati," kata Hasto.

BACA JUGA: Sori, Kini Anak Buah Bu Mega Ingin KY Awasi MK

Terlihat hadir dalam haul itu antara lain Kiai Zainal Arifin, Kiai Sofyan dan KH A'ad Ainurussalam dari Madura, serta Ketua DPD PDIP Jawa Timur Kusnadi. Ada pula anggota DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan.

Lebih lanjut Hasto mengatakan, Proklamator RI Bung Karno dan dan para founding fathers termasuk para tokoh Islam punya semangat yang sama untuk mendirikan bangsa yang penuh dengan keragaman suku dan agama. Hal itu terumuskan dalam UUD 1945 dan Pancasila.

BACA JUGA: Tujuh Kader PDIP Ini Berpeluang jadi Cagub

Namun, katanya, kini ada gerakan yang mencoba mengusik keberagaman dan berupaya membenturkan kelompok nasionalis dan kelompok Islam. Padahal sejak masa perjuangan dan meraih kemerdekaan, sambungnya, hal yang dikedepankan para tokoh bangsa dari kalangan nasionalis ataupun Islam adalah persatuan.

Karenanya Hasto menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tokoh seperti H Moch Jupri dan Mat Mochtar yang konsisten menyuarakan persatuan. Dia meyakini upaya mengadu kalangan nasionalis dengan ulama tak akan berhasil.

Hasto juga menegaskan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan terus berdiri kokoh menjaga keutuhan NKRI. Megawati dan PDIP, sambung Hasto, juga akan berada di garis terdepan dalam menyukseskan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Hasto, Presiden Jokowi selali blusukan demi mempercepat pembangunan. “Dan dalam upaya itu, Ibu Mega selalu mengatakan, selalu berdiri kokoh menjaga pemerintahan Presiden Jokowi," tegasnya.

Sedangkan Mat Mochtar dalam sambutanya mengingatkan pentingnya menjaga persatuan bangsa. Menurut dia, jangan sampai ulama dan kiai diseret-seret ke dalam upaya adu domba sesama anak bangsa.

“Negara ini sudah merdeka, jangan dikoyak oleh siapa pun. Jangan pernah, alim ulama diadu domba dengan siapa pun,” katanya. “Siapa pun yang meneror negara ini, yang mengganggu NKRI, kita jadikan musuh bersama.”

Mat Mochtar menegaskan, Pancasila merupakan solusi bagi persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Dia lantas mencontohkan sila keempat Pancasila tentang Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

"Itu artinya kita itu terpimpin. Makanya kita harus mengutamakan musyawarah, menghormati pemimpin kita. Jangan mencela pemimpin, itu tidak sesuai Pancasila," jelasnya.

Selain itu, Mat Mochtar juga menjelaskan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Artinya sesama manusia, apalagi sesama Indonesia, sama-sama harus mendapatkan keadilan,” pungkasnya.(rmo/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antasari Azhar Ingin Jadi Bagian dari PDIP


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler