Hasto: Bangsa Indonesia Harus Berani Menatap Masa Depan Cerah dengan Pancasila

Rabu, 29 Juni 2022 – 15:08 WIB
Doktor ilmu pertahanan Hasto Kristiyanto memoderatori Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila bertema "Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi" di Universitas Pertahanan (Unhan), Rabu (29/6). Foto: Source for JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Doktor ilmu pertahanan Hasto Kristiyanto mengatakan Pancasila menjadi sebuah ideologi yang bekerja (working ideology) dan landasan jalannya pemerintahan.  Menurutnya, Pancasila menghasilkan sistem politik dan perekonomian yang khas Indonesia.

“Kita sebagai bangsa harus berani menatap masa depan yang cerah,” kata Hasto saat memoderatori Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila bertema "Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi" di Universitas Pertahanan (Unhan), Rabu (29/6). 

BACA JUGA: Hasto Sebut Pergerakan Politik PDIP Tidak ke Elite, Tetapi ke Bawah

Pembicara kunci di seminar itu adalah Rektor Unhan Laksdya TNI Prof. Amarulla Octavian. Adapun narasumber seminar, yakni Guru Besar Unhan Prof. Pribadiyono serta Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.

Hasto menambahkan bangsa Indonesia harus berani menatap masa depan yang cerah dengan Pancasila sebagai ideologi yang bekerja. 

BACA JUGA: Dewan Pakar BPIP: Diplomasi Pancasila Terbukti Ikut Redakan Konflik di Sejumlah Negara

Dalam disertasinya mengenai geopolitik Soekarno, kata Hasto, ditemukan bahwa Pancasila terbukti sebagai ideologi yang berfungsi secara geopolitik, karena berhasil membuat bangsa di Asia dan Afrika merdeka berkat campur tangan Indonesia. 

“Pancasila adalah jawaban atas tata dunia yang dipenuhi ketidakadilan. Banyak negara merdeka karena Pancasila kita,” paparnya. 

BACA JUGA: Pancasila dan Perdamaian Dunia

Hasto juga mengungkap paparan Prof. Pribadiyono di seminar itu, yang melihat aspek penting wawasan kebangsaan dan semangat bela negara tak hanya dibangun dari kesadaran kognitif, namun juga emotional bonding. 

“Tak mungkin memahami Pancasila tanpa keseimbangan otak kiri dan kanan. Tak mungkin melaksanakan Pancasila tanpa rasa cinta tanah air berkobar. Sehingga penting ada perubahan mindset yang terkungkung pada pandangan sempit, harus ada transformasi mindset,” ujar Hasto.

Dia mengatakan transformasi mindset sangat diperlukan. 

Menurutnya, memahami Pancasila harus dilihat semangat progresivitasnya. 

“Semua sila Pancasila mengandung semangat yang progresif, sehingga kemajuan Indonesia Raya dapat dicapai sepenuhnya,” pungkas Hasto. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler