jpnn.com - CIKAMPEK - Doktor ilmu pertahanan Hasto Kristiyanto memimpin puluhan mahasiswa Universitas Pertahanan Republik Indonesia meninjau pabrik PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat, Selasa (18/1).
Hasto dalam kesempatan itu juga bersama Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi dan jajarannya, Komisaris PT Pupuk Kujang Riad Oscha Chalik, Sesprodi Teknik Mesin Militer Unhan Letkol Wawan Rukmono.
BACA JUGA: Dr. Hasto Kristiyanto: Indonesia Membutuhkan Kepemimpinan Intelektual
Tur pabrik milik BUMN itu dilakukan seusai para mahasiswa menerima sejumlah materi dan pengetahuan yang disampaikan di ruang Learning Centre PT Pupuk Kujang.
Sama seperti Hasto, mahasiswa juga tampak antusias saat menerima paparan materi dan ketika berkunjung ke Control Room Kujang 1B. Hasto Kristiyanto tampak banyak berdiskusi dengan Maryadi dan Riad sepanjang perjalanan tur.
Seusai mendengarkan process engineer di Pupuk Kujang Rahayu Ginanjar Siwi (32), Hasto mempersilakan mahasiswa untuk melakukan tanya jawab.
"Silakan kalau ada yang mau bertanya," ucap Hasto yang pernah bekerja di perusahaan rekayasa industri itu.
BACA JUGA: Pak Hasto Berharap Bharada E Dituntut Hukuman Ringan, Simak Alasannya
Sekretaris jenderal PDI Perjuangan itu menambahkan bahwa kunjungan ke PT Pupuk Kujang itu menarik, terlebih ini di luar rutinitas dunia politik.
“Banyak hal dan istilah yang saat perkuliahan dulu yang mungkin agak terlupakan, termasuk saat bekerja, tetapi dengan paparan ini dan meninjau langsung bikin saya bersemangat dan bernostalgia" kata Hasto.
Di luar tugas dan tanggung jawabnya sebagai Sekjen PDIP, Hasto tercatat sebagai dosen tetap Unhan.
Mata kuliah yang diajarkannya antara lain kimia dasar.
Mantan anggota DPR itu mengatakan bahwa Indonesia hanya maju kalau dapat menguasai ilmu-ilmu dasar, seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi.
Oleh karena itu, lanjut dia, sejak awal mahasiswa teknik mesin militer dan kimia militer Unhan diajak melihat pabrik pupuk amonia dan urea yang sangat kompleks dan rumit.
“Harapannya, supaya mahasiswa memiliki daya imajinasi bahwa apa yang mereka pelajari bisa diterapkan dan berguna bagi masa depan bangsa dan negara," jelas Hasto.
Dia pun menceritakan saat membangun pabrik di Pusri, Palembang.
Saat itu, ada kebosanan dengan menu makanan.
"Dua tahun, kalau siang, makan nasi bungkus terus di kantor," kata Hasto.
Mendengar pernyataan itu, Maryadi dan Riad tersenyum.
“Saya dulu bisa cepat memanjat stripper itu," lanjut Hasto sambil menunjuk sebuah stripper yang mirip menara setinggi 70 meter.
Hasto tampak mengamati puluhan monitor dan sempat bertanya kepada staf yang berjaga.
Dia pun sempat bertanya soal bagaimana mekanisme meningkatkan performa pabrik.
Di akhir kunjungan, Hasto berharap kepada sekitar 50 mahasiswa yang ikut kunjungan hari ini bisa memetik ilmu dan memberi inspirasi untuk makin semangat kuliah.
Terkait itu nasihat itu, Rahayu mengatakan berbagai informasi di kampus itu tidak sia-sia.
Namun, teori-teori itu akan diuji di lapangan saat mereka telah bekerja.
Hasto dan jajaran PT Pupuk Kujang pun mengakhiri tur dengan berfoto bersama.
"Salam bela negara,” begitu teriakan mereka secara kompak.
Salam itu menjadi khas Unhan. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi