Hasto: Kami Hormati Kritik Pak SBY, tapi...

Selasa, 05 April 2016 – 18:55 WIB
Hasto Kristiyanto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto heran masih ada elite partai politik yang enggan menerima kritik dari masyarakat. Padahal, kritik merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai demokrasi di Tanah Air.

Hasto menilai, kritik diperlukan sebagai kontrol terhadap kekuasaan. Hal itu guna menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang yang begitu besar oleh parpol ketika berada dalam kekuasaan. 

BACA JUGA: Jangan Dipaksa, Ini Tidak Sehat...

Hasto pun mencontohkan Megawati Soekarnoputri saat menjadi Presiden RI dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Ia mengatakan, Megawati tidak pernah menolak kritik yang diberikan masyarakat.

"Ini karena baginya, berpolitik adalah tradisi membangun organisasi dengan merespons berbagai kritik. Sementara itu, di luar sana, ada pemimpin yang memohon agar partainya dijauhkan dari serangan kritik," kata Hasto saat membuka pelatihan tim kampanye PDI Perjuangan di kantor DPP, Jakarta, Selasa (5/4).

BACA JUGA: Gawat! Ini Pihak yang Diperkarakan Fahri Hamzah

Hasto menambahkan, kritik diperlukan untuk menjaga moralitas dan etika politik para politisi. Sepanjang, politisi bertingkah sesuai dengan ideologi keyakinan yang dianut partainya, kritik dapat menjadi realitas untuk menghidupkan demokrasi.

"Demokrasi tanpa kritik dan otokritik hanya membuat partai ini berdiri di menara gading kekuasaan," ujarnya.

BACA JUGA: PKB: Kader Kami Masih On The Track

Selain soal partai yang harus mau menerima kritik, Hasto juga menyinggung bagaimana pernyataan SBY yang seolah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mampu mengendalikan kinerja anak buahnya di Kabinet Kerja.

“Kami hormati kritik Bapak SBY. Tetapi, perlu kami sampaikan bahwa cara berpolitik PDI Perjuangan adalah berpolitik terbuka," katanya.

Menurut Hasto, politik panggung terbuka lebih memungkinkan perwujudan partisipasi masyarakat dalam menilai kinerja pemerintahan. Sebab, masyarakat dapat melihat secara langsung bagaimana silang pendapat terjadi antarmenteri dalam membahas kepentingan yang besar demi kemaslahatan masyarakat. 

Lebih jauh, Hasto menganggap, politik terbuka juga dapat menjadi gambaran bahwa PDI Perjuangan selama ini memang mengedepankan pola kerja kerakyatan daripada sekadar pencitraan. 

"Politik panggung terbuka ini akan tetap jauh lebih baik daripada politik panggung tertutup, yang tampaknya santun, tetapi penuh dengan skenario korupsi dan manipulasi demokrasi melalui pemilu," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Demokrat saat ini sedang fokus untuk berbenah diri. Untuk itu, Presiden RI yang menjabat setelah Megawati ini meminta agar partainya tidak diganggu dan diserang secara berlebihan. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut: Kelompok Santoso Terpecah Jadi Tiga Bagian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler