jpnn.com, JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menangis saat menyampaikan kabar mengenai langkah Azwar Anas yang mengembalikan mandat sebagai bakal cawagub Jatim ke partai banteng mulut putih.
Mundurnya Anas akibat munculnya foto-foto pribadi bupati Banyuwangi itu dinilai Hasto sebagai bentuk kampanye hitam, karena menjadi jalan pintas untuk menjatuhkan lawan politik.
BACA JUGA: PDIP Telanjur Cetak Satu Juta Kalender Gus Ipul-Anas
Keputusan mundur Anas yang juga disampaikan luas ke kalangan media itu hanya berselang sehari, setelah DPP PDIP menggelar rapat terkait pilgub Jatim pada Jumat (5/1). Dalam rapat itu, DPP PDIP memastikan tetap mempertahankan posisi Anas sebagai cawagub.
Munculnya surat pernyataan mundur itu yang membuat Hasto segera melaporkan keputusan Anas itu kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto tiba di kediaman Mega di Jl Teuku Umar, Menteng sekitar pukul 12.00 WIB, Sabtu (6/1).
BACA JUGA: Tri Rismaharini: Padahal, Pemimpin kan Juga Manusia
”Saya sudah melaporkan kepada Ibu Ketum, terkait dengan Bapak Abdullah Azwar Anas,” kata Hasto usai melakukan pertemuan dengan Mega, 1,5 jam kemudian.
Hasto menyatakan, isi surat Anas pada intinya menyampaikan permohonan maaf dan komitmen untuk tidak mengganggu seluruh proses pilgub di Jatim.
BACA JUGA: Risma Tolak Gantikan Anas, Begini Respons Petinggi PDIP
Anas menyatakan ingin berkonsentrasi penuh untuk melawan kampanye hitam yang menyerang dirinya.
Kampanye hitam itu hanya berselang hitungan hari menuju masa pendaftaran para paslon di Komisi Pemilihan Umum.
Dengan kinerja positif yang dimiliki selama menjabat sebagai bupati Banyuwangi, Hasto menilai wajar jika Anas didorong rakyat untuk maju di tingkat provinsi.
Namun, ternyata ada pihak-pihak yang tidak siap berkompetisi secara sehat. Ada pihak yang ingin menerapkan segala cara untuk menang.
Hasto mulai menitikkan air mata saat menyatakan bahwa PDIP memahami perasaan yang dialami Anas dengan pernyataan mundurnya itu.
”Kami bisa pahami perjuangan dari Abdullah Azwar Anas tidak mudah menjadi pemimpin dan kami mengutuk sekeras-kerasnya terhadap pihak manapun yang melakukan kampanye hitam dengan mengorbankan aspek etika,” kata Hasto.
Sambil terus menangis, Hasto nampak kecewa, karena sosok pemimpin muda seperti Anas dijatuhkan sekaligus dipatahkan di tengah jalan.
Karena itulah, Hasto menegaskan bahwa PDIP tetap memberikan dukungan moral kepada Anas, untuk mengungkap pelaku penyebar foto-foto itu.
”Bahwa yang namanya Abdullah Azwar Anas adalah korban politik yang liberal itu,” ujarnya, sambil mengambil saputangan, mengusap air matanya.
Hasto menyebut, tidak hanya dirinya yang menangis, Mega selaku Ketum juga sedih dan prihatin mendengar kabar itu.
Mega menyatakan menerima keputusan Anas yang mengembalikan mandat sebagai cawagub Jatim. Mega juga berpesan kepada masyarakat Jatim untuk senantias memerangi politik hitam.
”Siapapun yang melakukan kampanye politik hitam tidak akan mendapat tempat di republik ini,” tegasnya.
Meski begitu, Hasto menyatakan bahwa pertemuannya dengan Mega belum membahas sosok pengganti dari Anas.
Meski di tengah publik, muncul nama seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini maupun Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Hasto menegaskan belum ada pembahasan untuk mengisi posisi cawagub.
”Kami belum ada nama pengganti (Anas),” ujarnya. Hasto juga menepis isu bahwa PDIP akan mengevaluasi posisi Saifullah Yusuf selaku calon gubernur. ”Tidak ada pembahasan,” tandasnya. (bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Doakan Azwar Anas Kuat Hadapi Cobaan
Redaktur & Reporter : Soetomo