jpnn.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap momen pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana.
Hal itu disinggung Hasto ketika merespons pertanyaan Akbar Faizal, tuan rumah siniar Akbar Faizal Uncensored yang tayang di YouTube, dilihat pada Sabtu (11/11).
BACA JUGA: Jawaban Hasto Ditanya Apakah Jokowi Masih PDIP, Maknai Sendiri
Akbar ingin kepastian dari Hasto soal kabar Jokowi kecewa tidak dilibatkan dalam segala hal menyangkut penunjukan Ganjar sebagai calon presiden.
BACA JUGA: Ini Bukan Sinetron, Hasto Menangis di Depan Akbar, Bicara soal Jokowi & Luhut
Menurut Akbar, dia mendengar banyak versi, tetapi mantan politikus Senayan itu ingin tahu versi Hasto apakah benar Jokowi tidak dilibatkan.
"Ada banyak versi yang saya dengar, tetapi saya ingin kepastian dari Mas Hasto," ucap Akbar.
BACA JUGA: Aparat Diduga Memihak Prabowo-Gibran, Bawaslu dan Kompolnas Diminta Turun Tangan
Terkait hal itu, Hasto menyampaikan bahwa secara legal formal, capres-cawapres itu diusung partai politik atau gabungan partai politik, dan di dalam parpol ada struktur.
"Di dalam struktur itu ada kewenangan. Dan Ibu Mega-lah yang mendapat kewenangan dari Kongres sebagai lembaga tertinggi partai. Pak Jokowi sangat paham itu," ujar Hasto.
Namun demikian, Hasto menyebut di dalam prosesnya, sosok Ganjar Pranowo sendiri lahir dari diskusi-diskusi dengan Jokowi.
Hasto menghitung bahwa di PDI Perjuangan sendiri ada sekitar 21 orang yang berdiskusi dengan Jokowi tentang kesinambungan kepemimpinan setelah Presiden ketujuh RI itu.
Pria kelahiran Yogyakarta, 7 Juli 1966 itu lantas mengungkap adanya pertemuan pada 18 Maret 2023 di Istana antara Ketum PDI Perjuangan Megawati dengan Presiden Jokowi.
Hasto menyebut pertemuan itu berlangsung sekitar 3 jam lamanya. Dua jam antara Megawati dengan Jokowi, satu jamnya lagi makan siang bersama.
"Saya ikut mendampingi bersama Mas Pramono Anung (saat makan, red). Di dalam pertemuan dua jam itu, keluarnya happy semua. Happy dan kemudian, sudah, menyepakati Pak Ganjar Pranowo," ujar Hasto.
Pada saat makan siangnya, kata Hasto, mereka bahkan sudah membicarakan soal siapa saja kira-kira para kandidat cawapres yang akan mendampingi Ganjar.
"Sehingga, sudah klir. Jadi, apa yang dituduhkan (Jokowi tidak dilibatkan, red) itu sama sekali tidak benar," ucap Hasto menegaskan.
Selain itu, lanjut Hasto, ketika Megawati mau mengumumkan Ganjar bakal Capres dari PDIP, juga dilakukan komunikasi intens dengan Jokowi melalui Menseskab Pramono Anung, meskipun waktunya mendadak.
"Saya bilang kepada Mas Pram, waktu itu hari Rabu malam, Mas Pram, ini ada proses yang memang mendadak, tolong sampaikan kepada Bapak Presiden, agar mohon berkenan hadir di Batu Tulis, mengumumkan calon presiden," tutur Hasto.
Akbar lantas kembali bertanya kepada Hasto soal apa ruginya bagi PDIP jika melibatkan Jokowi sebagai presiden sekaligus kader utama partai berlambang banteng moncong putih di dalam seluruh proses tersebut.
"Ya, kan, sudah dilibatkan. Tidak ada yang tidak dilibatkan. Soal pakaian Ganjar pun ikut dilibatkan, hahaha. Urusan pakaian pun dilibatkan, apalagi urusan-urusan yang penting dan strategis bagi bangsa dan negara," jawab Hasto.
Belum puas, Akbar kembali melanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.
"Atau bahkan sebenarnya, ada juga orang yang mengatakan begini, Presiden pengin lebih jauh dari apa yang dia dapatkan?
Menanggapi hal itu, Hasto merespons singkat dengan kalimat penuh tanya.
"Lebih jauh bagaimana? Diumumkan di Istana?" ujar Hasto lantas tertawa. Akbar pun terbahak.(afu/jpnn.com)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam