Hasyim: Ekonomi Neolib Sulit Diterima

Rabu, 20 Mei 2009 – 11:10 WIB
JAKARTA- Warga nahdliyin tetap menjadi kantong pemilih yang seksi di mata para kandidat capres-cawapresBuktinya, Ketua PB NU Hasyim Muzadi mengatakan, semua pasangan calon yang akan bertarung pada pilpres 8 Juli telah meminta restu kepada NU.
 
"Semua mendekat ke NU," kata Hasyim setelah menjadi panelis dalam Sarasehan Nasional tentang Pengelolaan Negara Bangsa di gedung DPD, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (19/5).
 
Meski begitu, Hasyim menegaskan, persoalan terpenting bukan terletak pada personal pasangan capres-cawapres

BACA JUGA: Jadi Presiden, SBY Hanya Tambah Kaya Rp 1,4 M

Namun, lanjut dia, bagaimana kualitas kepemimpinan dan tawaran kebijakan yang diambil bila pasangan itu nanti terpilih.
 
Karena itu, NU punya panduan bagi para pemilih
"Bagi NU, patokannya ada dua, yaitu agama dan ekonomi

BACA JUGA: Capres Militer Masih Berpengaruh di Struktural TNI

Selamatkah agama dan ekonomi orang kecil kalau dipegang mereka," kata Hasyim.
 
Tanpa sungkan, dia menyampaikan, sistem ekonomi neolib akan sulit diterima
Sebab, sentral sistem ekonomi yang mengagungkan mekanisme freemarket itu adalah kapital

BACA JUGA: JK Kandidat Presiden Terkaya

Masyarakat hanya diposisikan sebagai target pasar, bukan produsen.
 
"Inilah yang menyebabkan Indonesia ketinggalan dari negara lain, seperti Thailand," ujarnyaTapi, Hasyim menolak untuk menilai mana pasangan yang cenderung berhaluan neolib"Saya sendiri tidak enak jika membicarakan orang, biar masyarakat menilai sendiri," katanya.
 
Hasyim menambahkan, siapa pun yang pada akhirnya terpilih dalam pilpres harus menyelesaikan masalah-masalah bangsa yang selama ini ada"Kalau tidak, dalam lima tahun ke depan bangsa kita akan mendapat masalah," ujar HasyimDia juga meminta kekuasaan negara tidak dimanfaatkan untuk kepentingan golongan dari seluruh rangkaian tahapan pilpres(pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harta Capres Tak Beres, KPK Bidik Unsur Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler