Hati-hati, Hal ini Bisa Berakibat IQ Rendah

Sabtu, 02 Oktober 2021 – 12:58 WIB
Ilustrasi - Kurang gizi dan anemia pada remaja putri bisa berakibat fatal. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurang gizi dan anemia pada remaja putri bisa berakibat fatal.

Salah satunya, dapat berpengaruh pada anak yang akan dilahirkan kelak.

BACA JUGA: Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi, Wanita Wajib Tahu

Anak tersebut bisa IQ-nya lebih rendah dari anak-anak pada umumnya.

"Dia akan menghasilkan keturunan yang perkembangan otaknya lebih rendah, terganggu akibatnya IQ lebih rendah (10 poin)."

BACA JUGA: Hamdalah! Kemenkes Kembali Menyampaikan Kabar Baik

"Ketika anak ini sekolah dia punya kognitif yang lemah," ujar pakar nutrisi dari Universitas Indonesia Dr Rita Ramayulis, dalam sebuah konferensi pers daring, ditulis Sabtu (2/10).

Rita merupakan Ketua Indonesia Sport Nutricionist Association (ISNA).

BACA JUGA: Penderita Penyakit ini Lebih Berisiko Meninggal Karena Serangan Jantung

Dia mengatakan masalah lain yang juga dapat muncul yakni pertumbuhan massa tubuh anak yang rendah lalu menyebabkan kekebalan kapasitas kerjanya menurun.

Akibatnya, tidak bisa produktif, mudah lelah, memiliki keterbatasan gerak dan lainnya, diikuti keadaan metabolik yang mengarah pada penyakit tidak menular (PTM) salah satunya diabetes.

"Kalau remaja tidak segera berubah dia akan melahirkan generasi stunting."

"Lalu,, generasi stunting itu mudah sekali mengalami gangguan metabolik, terkena diabetes lebih awal," tutur Rita.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang sejak usia 1000 hari pertama kelahiran (HPK).

Kondisi ini umumnya terdiagnosis pada saat anak berusia 2 tahun yakni saat 70 persen otaknya sedang berkembang.

Potensi stunting sebenarnya bisa dilihat perjalanan 1000 hari pertama anak, salah satunya bila dia lahir dengan berat rendah (bblr).

Pada kondisi ini, maka pemantauan seperti panjang badan dan berat badannya dilakukan setiap pekan.

Rita mengatakan masalah gizi remaja yang salah satunya berkontribusi pada kejadian stunting bisa diubah melalui penerapan gaya hidup sehat termasuk asupan makanan bergizi seimbang.

"Jadi, kalau remaja berada dalam status gizi baik, berarti ketika suatu saat dia menjadi ibu, dia dalam kondisi tidak malnutrisi.

"Kapan pun dia akan hamil, zat gizi di dalam tubuhnya sudah siap untuk diteruskan ke janinnya," kata dia.

Rita menekankan makanan bergizi seimbang tak mesti mahal. Sederet makanan yang relatif ramah di kantong.

Misalnya daun katuk, kangkung, ikan kembung, tempe, buah-buahan seperti pepaya bisa menjadi pilihan demi memenuhi asupan gizi seseorang, namun tetap harus memperhatikan pengolahan yang tepat.

"Tempe yang mudah didapat sudah bisa menyelesaikan untuk pemenuhan protein anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dengan pengolahan tepat."

"Sayur tidak mesti mahal-mahal, kangkung jauh lebih bagus asal pengolahan tepat. Bahkan oncom pun karena kandungan gizi luar biasa," pungkas Rita.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler