Hati-hati, Materai Palsu

Kamis, 06 November 2008 – 15:38 WIB
JAKARTA – Selasa (4/11) lalu, seorang pelaku pemalsuan materai tertangkap oleh aparat kepolisian Poltabes Medan, Sumatera UtaraMenanggapi hal tersebut pengamat Security Printing TM Pardede, mengatakan, materai, uang kertas, dan perangko merupakan tiga jenis barang cetakan negara yang selama ini sering dipalsukan

BACA JUGA: Daftar Caleg Loteng Dikirim ke KPU

Hanya saja, yang lebih sering dipalsukan adalah materai dan perangko
Yang menjadi penyebab mengapa materai dan perangko sering dipalsukan, kata Pardede, karena kedua barang cetakan negara itu tidak diberi nomor seri

BACA JUGA: Koridor Baru Terkendala Armada

Sedang uang kertas ada nomor serinya.

“Materai dan perangko cenderung untuk dipalsukan karena tidak ada nomor serinya
Tidak ada kejelasan berapa yang telah dicetak, berapa yang beredar di masyarakat, dan berapa yang telah terjual,” ungkap TM Pardede kepada JPNN.Com di Jakarta, Kamis (6/11)

BACA JUGA: Pemprov Investigasi Pemberhentian Wako



Bagaimana cara membedakan antara materai yang asli dengan yang palsu? TM Pardede menjelaskan, setidaknya ada tiga caraCara pertama, dengan melihatnya dengan mata telanjangKalau materai yang asli, warnanya ada unsur kekuning-kuningan atau warna keemasan“Biasanya yang materai palsu tidak kelihatan warna keemasannya,” ujar Konsultan Persatuan Distributor Security Indonesia (Perdisindo) itu.

Cara kedua, masih dengan cara kasat mata, lanjutnya, bisa dilihat dari tulisan Bea Cukai (BC)Kalau materai yang palsu, tulisan BC-nya tidak begitu jelas“Untuk lebih memastikan palsu tidaknya hal itu, sebenarnya harus digunakan kaca pembesarTapi masyarakat yang mau membeli materai kan tidak mungkin membaca kaca pembesarKalau membelinya dalam jumlah besar ya memang lebih baik mengeceknya dengan kaca pembesar, sekaligus untuk melihat ada tidaknya warna keemasan,” terang TM Pardede.

Cara ketiga, dengan menggunakan jari tanganMaterai yang asli itu hurufnya seperti yang ada di uang kertas, dalam arti ada yang menggunakan huruf timbul”Nah, kalau materai yang asli, kalau huruf timbulnya itu ditempelkan ke kertas HVS putih lalu ditekan kuat, maka akan ada tintanya yang nempel di kertas HVS putih itu, meski sedikit,” ujarnyaKarena sedang tidak membawa materai, dia mempraktikkan dengan uang Rp50 ribuan dan ternyata memang ada tinta yang menempel ke kertas putih.

Sepengetahuan TM Pardede, hingga saat ini belum ditemukan pelaku pemalsuan materai dalam skala besarSelama ini yang ada hanyalah pelaku-pelaku pemalsuan yang sifatnya parsial dan dalam skala kecilNamun, jumlah kasusnya cukup banyakBerbeda dengan pelaku pemalsuan uang yang biasanya mendapatkan perhatian besar dari media massa, jarang sekali pemalsuan materai dan perangko diberitakan secara besar-besaran.

Mengenai sosialisasinya kepada masyarakat agar bisa membedakan mana materai yang asli dan mana yang palsu, Pardede juga mengkritik pihak Direktorat Jenderal Pajak, sebagai instansi pemerintah yang mengeluarkan produk materaiSelama ini, hampir tidak pernah ada sosialisasi dari instansi tersebutIni berbeda dengan sosialisasi mengenai cara membedakan uang asli dengan uang palsu yang sering dilakukan oleh pemerintah.

Pemerintah juga tidak pernah mempublikasikan berapa jumlah materai yang dicetak untuk setiap tahunnya dan berapa yang sudah terjualSedang Perum Peruri jelas tidak akan mau menyebutkan berapa yang dicetak karena hanya sebagai instansi pencetak berdasarkan permintaan Ditjen Pajak.

Untuk mencari data berapa besarnya jumlah materai palsu yang beredar, memang agak sulitTapi secara makro bisa dilihat dari perbandingan antara jumlah yang dicetak dengan jumlah yang terjual”Kalau selisih jumlah yang dicetak dengan yang terjual ternyata sangat kecil, berarti jumlah materai palsu yang beredar di masyarakat sangat banyak karena penggunaan materai di masyarakat kan begitu tinggiKita tahu, hampir semua transaksi keuangan menggunakan materai,” ulas pensiunan PNS ini.

Untuk mengetahui berapa materai yang terjual, sebenarnya bisa ditanyakan kepada PT Pos sebagai pihak yang diserahi melakukan penjualanTapi, data dari PT Pos itu tidak akan mampu mengungkap secara persis berapa jumlah materai palsu yang beredar”Karena data PT Pos itu kan hanya data jumlah penjualan materai asli,” kata Pardede. (sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD DKI Prioritaskan Kesejahteraan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler