JAKARTA–Nasionalisme Indonesia dewasa ini menghadapi dua tantangan sekaligus, yakni tantangan internal dan eksternalTantangan internal datang dari segelintir kelompok masyarakat yang ingin melepaskan ikatan kebangsaan melalui gagasan disinteratif
BACA JUGA: Riset DCSC: Citra Hatta Paling Bersih
”Menghadapi ini, kita tidak boleh reaktif dengan bertindak represif
BACA JUGA: Hatta Pimpin Minggu Ceria PAN di Semarang
Orasi itu disampaikannya dalam Resepsi HUT ke-45 KAHMI di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/10) malam
BACA JUGA: Enggan Bahas Capres, Hatta Mau Fokus Kerja
Konsep ini pernah diterapkan oleh pemerintah Indonesia menghadapi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).Melalui pendekatan persuasif, konflik yang terjadi selama puluhan tahun di Aceh, kini bisa diakhiriUpaya serupa tengah dijalankan oleh pemerintah di Papua, terhadap kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM)Tantangan eksternal terhadap nasionalisme, lanjut Hatta, adalah globalisasiBangsa ini dihadapkan pada tatanan dunia yang tidak mengenal sekat dan batasInterkonektifitas antar negara tidak dapat dielakkan
”Jika tidak dikelola dengan baik, globalisasi dapat mengikis semangat nasionalisme kitaKecintaan pada negeri sendiri dapat berkurang dengan arus informasi yang tidak dapat dihindari,” jelas Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini
Tantangan globaslisasi, katanya, harus dijawab dengan internalisasi nilai-nilai nasionalismeTidak perlu takut dan gamang terhadap pluralisme globalToh, Indonesia sendiri memiliki beragam suku bangsa, bahasa, dan budya”Ini modal utama dalam interaksi globalGlobalisasi bukan musuh, tapi harus digunakan untuk meningkatkan posisi Indonesia di pergaulan dunia,” katanya.
Menurut Hatta, nasionalisme harus dijadikan landasan membangun bangsa, agar jadi bangsa maju, terhormat dan bermartabatNasionalisme harus diwujudkan dalam kecerdasan dan kemampuan bekerjasama dengan negara lain
”Kita harus mengembangkan demokrasi, menegakan supermasi hukum, dan meningkatkan perekonomian untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya
Di tengah globalisasi, lanjutnya, untuk menjadi bangsa yang mandiri dibutuhkan daya saing tinggi, kreativitas dan inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologiMandiri berarti mampu mensejajarkan kehidupan dengan bangsa lain”Ini membutuhkan ketersediaan sumberdaya manusia berkualitas, aparatur negara dan penegak hukum yang baik,” ujarnyaMenurutnya, ada beberapa cara untuk melakukan adaptasi dan transformasi demi Indonesia unggul di abad modern ini.
Yakni dasar negara (UUD 1945 dan Pancasila) tidak boleh terusik eksistensinyaLalu Indonesia dibangun dalam nasionalisme dan multikulturalisme
”Indonesia membutuhkan keduanya sekaligusNasionalisme menuntut kesadaran bersatu, sedangkan multikulturalisme menuntut pengakuan terhadap perbedaan,” jelas Hatta(dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Terpengaruh Bom-Politik
Redaktur : Tim Redaksi