Hatta: Tantangan Indonesia Separatisme dan Globalisasi

Jumat, 07 Oktober 2011 – 14:30 WIB

JAKARTA–Nasionalisme Indonesia dewasa ini menghadapi dua tantangan sekaligus, yakni tantangan internal dan eksternalTantangan internal datang dari segelintir kelompok masyarakat yang ingin melepaskan ikatan kebangsaan melalui gagasan disinteratif

BACA JUGA: Riset DCSC: Citra Hatta Paling Bersih



”Menghadapi ini, kita tidak boleh reaktif dengan bertindak represif
Ancaman disintegrasi bangsa harus diselesaikan dengan cara persuasif dilandasi oleh rasa kasih sayang sebagai bangsa,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam orasi berjudul ”Nasionalisme dan Kemandirian Sebuah Keyakinan yang Menggetarkan”

BACA JUGA: Hatta Pimpin Minggu Ceria PAN di Semarang



Orasi itu disampaikannya dalam Resepsi HUT ke-45 KAHMI di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/10) malam
Acara ini dihadiri para tokoh dan pimpinan lembaga negara, seperti Akbar Tanjung, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault

BACA JUGA: Enggan Bahas Capres, Hatta Mau Fokus Kerja

Konsep ini pernah diterapkan oleh pemerintah Indonesia menghadapi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Melalui pendekatan persuasif, konflik yang terjadi selama puluhan tahun di Aceh, kini bisa diakhiriUpaya serupa tengah dijalankan oleh pemerintah di Papua, terhadap kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM)Tantangan eksternal terhadap nasionalisme, lanjut Hatta, adalah globalisasiBangsa ini dihadapkan pada tatanan dunia yang tidak mengenal sekat dan batasInterkonektifitas antar negara tidak dapat dielakkan

”Jika tidak dikelola dengan baik, globalisasi dapat mengikis semangat nasionalisme kitaKecintaan pada negeri sendiri dapat berkurang dengan arus informasi yang tidak dapat dihindari,” jelas Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini

Tantangan globaslisasi, katanya, harus dijawab dengan internalisasi nilai-nilai nasionalismeTidak perlu takut dan gamang terhadap pluralisme globalToh, Indonesia sendiri memiliki beragam suku bangsa, bahasa, dan budya”Ini modal utama dalam interaksi globalGlobalisasi bukan musuh, tapi harus digunakan untuk meningkatkan posisi Indonesia di pergaulan dunia,” katanya.

Menurut Hatta, nasionalisme harus dijadikan landasan membangun bangsa, agar jadi bangsa maju, terhormat dan bermartabatNasionalisme harus diwujudkan dalam kecerdasan dan kemampuan bekerjasama dengan negara lain

”Kita harus mengembangkan demokrasi, menegakan supermasi hukum, dan meningkatkan perekonomian untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya

Di tengah globalisasi, lanjutnya, untuk menjadi bangsa yang mandiri dibutuhkan daya saing tinggi, kreativitas dan inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologiMandiri berarti mampu mensejajarkan kehidupan dengan bangsa lain”Ini membutuhkan ketersediaan sumberdaya manusia berkualitas, aparatur negara dan penegak hukum yang baik,” ujarnyaMenurutnya, ada beberapa cara untuk melakukan adaptasi dan transformasi demi Indonesia unggul di abad modern ini.

Yakni dasar negara (UUD 1945 dan Pancasila) tidak boleh terusik eksistensinyaLalu Indonesia dibangun dalam nasionalisme dan multikulturalisme

”Indonesia membutuhkan keduanya sekaligusNasionalisme menuntut kesadaran bersatu, sedangkan multikulturalisme menuntut pengakuan terhadap perbedaan,” jelas Hatta(dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Terpengaruh Bom-Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler