jpnn.com - SHANGHAI – Hawa panas yang ekstrem membawa bencana bagi penduduk Shanghai, Tiongkok. Lebih dari 10 orang dilaporkan tewas ketika suhu udara di kota bisnis tersebut mencapai rekor tertingginya selama 140 tahun terakhir.
Saat ini, sebagian besar wilayah Tiongkok memang sedang didatangi gelombang hawa panas. Badan Meteorologi setempat pun mengeluarkan peringatan bahaya suhu panas di sejumlah provinsi di wilayah timur dan tengah.
BACA JUGA: Israel - Palestina akan Berunding Lagi
Dalam peringatan tersebut, warga diminta waspada. Sebab, temperatur udara bisa mencapai 41 derajat Celsius. Peringatan itu meliputi sembilan provinsi. Di antaranya, Anhui, Jiangsu, Hunan, Hubei, Shanghai, dan Chongqing.
Suhu udara di seluruh wilayah Shanghai sudah melebihi angka 38 derajat Celsius. Padahal, suhu rata-rata 27 derajat Celsius. Badan Meteorologi mencatat, wilayah terpanas adalah Distrik Xujiahui, yakni 39,8 derajat Celsius.
BACA JUGA: Tahanan Lupa Dibebaskan Terima Kompensasi Rp 42 Miliar
Otoritas setempat mengeluarkan peringatan gelombang panas dengan status ’’merah’’ atau paling parah pada kemarin siang (31/7).
Namun, status tersebut kemudian diturunkan menjadi ’’oranye’’. Peringatan itu juga meminta warga untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan mengambil langkah inisiatif demi melindungi diri dari panas. ’’Mustahil bagi manusia untuk bertahan hidup tanpa AC (dalam situasi seperti ini),’’ ujar seorang warga sebagaimana dikutip Reuters. ’’Keluar rumah berarti terpanggang,’’ tambahnya.
BACA JUGA: Miliaran Tahun Lalu Mars Kaya Oksigen
Leng Guangning, juru bicara Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Kota Shanghai, menyatakan bahwa sudah lebih dari 10 orang menjadi korban gelombang panas hingga Jumat (26/7). Namun, dia enggan memberikan jumlah pasti korban.
Para ahli berpendapat gelombang panas ekstrem tersebut disebabkan tekanan tinggi pada sistem subtropis dan kurangnya curah hujan di sejumlah wilayah Tiongkok.
Sebuah video menggambarkan seseorang yang memasak seiris daging di atas batu dan matang. Gambar yang disiarkan stasiun televisi lokal, Shanghai TV, itu langsung beredar di dunia maya dan menjadi perbincangan luas di situs jejaring sosial populer Sina Weibo. ’’Satu-satunya perbedaan antara saya dan daging panggang itu adalah rasanya,’’ komentar seorang pengguna Sina Weibo bercanda.
Sejumlah televisi menyiarkan gambar orang-orang berkerumun mendinginkan diri di toko-toko ber-AC dan di stasiun kereta bawah tanah. Sebagian lain memilih berenang di kolam atau sungai. Restoran di Pianyan, Tiongkok Tengah, memindahkan meja dan kursi mereka ke tepi sungai dengan kedalaman air yang dangkal. Dengan begitu, para tamu bisa menyantap makanan sambil melepas alas kakinya di dalam air.
Di Loudi, Provinsi Hunan, sebuah rumah tiba-tiba menjadi ’’inkubator alami’’. Radio lokal menyiarkan, seorang perempuan menemukan embrio di dalam telur ayam yang telah disimpan di dalam kamar selama dua minggu. Sejumlah mobil juga dilaporkan terbakar karena kepanasan di Kota Hangzhou dan Taizhou.
Kemarin sudah sembilan hari suhu udara melebihi 38 derajat Celsius di Shanghai. Suhu terpanas, yaitu 40,6 derajat Celsius, tercatat pada Jumat (26/7). Angka tersebut melebihi rekor 40,2 derajat pada 1934 atau yang terpanas sejak pemerintah mulai mencatat rekor suhu dalam statistik pada 1873. (AFP/BBC/cak/c14/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Jutawan Setelah Jadi Korban Salah Tangkap DEA
Redaktur : Tim Redaksi