jpnn.com, MADURA - Sabtu (6/5) akhir pekan lalu menjadi hari pertama bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) untuk mulai melakukan kegiatan start up atau commissioning lapangan BD. Diperkirakan kegiatan itu akan memakan waktu 1 hingga 2 minggu.
Setelah melewati masa start up, produksi awal lapangan BD akan disalurkan ke PGN sebesar 20-30 MMSCFD dan direncanakan akan terus meningkat secara bertahap guna memperkuat ketersediaan energi nasional.
BACA JUGA: DPR Prioritaskan Pertamina Kelola Blok Karaeng
“Selain gas, lapangan BD juga memproduksi kondensat dan sulfur cair,” terang Senior Manager Development HCML Jonny Pasaribu. "Proses start up ini dijalankan untuk melihat kesiapan keseluruhan fasilitas yang sudah terpasang," tambahnya.
Pada bagian lain, Senior Manager Legal, HR & Business Support HCML, Wahyudin Sunarya menambahkan, HCML merupakan KKKS di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas, yang mengoperasikan wilayah kerja Madura Strait di wilayah Jawa Timur.
BACA JUGA: Jelang Pengembangan Sumur, HCML Gencar Sosialisasi
Lapangan BD merupakan bagian dari Blok Husky Madura Strait, terletak di lepas pantai Selat Madura, Jawa Timur, 65 kilometer sebelah timur Surabaya dan 16 kilometer sebelah selatan Pulau Madura. Sumur-sumur gas Madura-BD sendiri berada di sekitar areal Kepulauan Mandangin, lepas pantai Selat Madura.
Lapangan tersebut merupakan lapangan lama dan diharapkan akan menghasilkan 442 BCF (Billion Cubic Feet) gas bumi dan 18,7 MMBL kondesat selama 13 tahun. Dalam pengembangan Lapangan BD, HCML menggunakan anjungan lepas pantai (offshore platform) produksi PT PAL yang berpusat di Surabaya. Anjungan lepas pantai itu telah terpasang di kedalaman laut 55 meter.
BACA JUGA: Penerimaan Migas Anjlok, Tak Sampai Rp 100 Triliun
Proyek pembangunan anjungan lepas pantai ini diperoleh PT PAL setelah mereka memenangkan tender khusus proyek lepas pantai "Engineering Procurement Construction and Installation/EPCI" Madura BD.
Penggunaan anjungan lepas pantai produksi PT PAL merupakan wujud komitmen HCML dalam mendukung usaha SKK Migas untuk terus meningkatkan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan mendukung perkuatan industri nasional dalam kegiatan operasinya. "Hal ini seiring dengan semangat SKK Migas mendorong industri hulu migas sebagai penggerak perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat," tutup Wahyudin. (JPNN/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wabup Pimpin Nego Warga dengan SKK Migas-JOB PPEJ
Redaktur : Tim Redaksi