jpnn.com - JAKARTA-- Indonesia kembali mengirimkan perwakilan peserta didik untuk berkompetisi di tingkat internasional. Tahun ini, Indonesia mengirimkan 24 siswa dalam laga bergengsi tersebut.
Hari ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad menerima rombongan peserta, pendamping, pengamat serta orang tua siswa peserta berbagai kompetisi itu di Kantor Kemendikbud, Rabu (22/6).
BACA JUGA: Alhamdullilah, Kemendikbud Dapat WTP, Menteri Anies Makin PeDe
“Torehkan prestasi dan bangun jejaring,” ujar Mendikbud dalam arahannya.
Dalam menjalankan tugas mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, Mendikbud menyampaikan pesan agar para peserta bisa memaknai kompetisi bukan sebagai beban. Namun sebagai kebanggaan karena membawa nama bangsa.
BACA JUGA: Top! Kemendikbud Dukung Daerah Ini Benahi Infrastruktur Pascabanjir
“Kalian mewakili ribuan anak Indonesia di kompetisi tingkat internasional. Tujuan kalian adalah membawa pulang medali emas untuk Indonesia,” tegas Mendikbud kepada para peserta.
Tahun ini, Indonesia kembali mengirimkan peserta didik dari jenjang Sekolah Menengah Atas dalam kompetisi bergengsi tingkat internasional.
BACA JUGA: Anies Pastikan Bantuan Turun Sebelum Hari Pertama Sekolah
Di antaranya: enam peserta mengikuti International Mathematics Olympiad (IMO) di Hongkong pada 6 – 16 Juli 2016, lima orang untuk International Physics Olympiad (IPhO) di Swiss pada 10 – 18 Juli 2016.
Kemudian, empat peserta untuk International Chemistry Olympiad (IChO) di Tbilisi-Georgia pada 21 – 28 Juli 2018, empat peserta untuk International Biology Olympiad (IBO) di Vietnam pada 16 – 24 Juli 2016, dan satu peserta untuk International High School for Arts Culture (IHSAC) di Jepang pada 30 Juni – 4 Juli 2016.
Kemudian serta empat peserta untuk World Schools Debating Championship (WSDC) di Jerman pada 19 – 29 Juli 2016.
Peserta kompetisi itu disaring melalui seleksi berjenjang yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud yang dimulai dari tingkat sekolah lalu kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional di Yogyakarta di tahun 2015.
Penentuan siswa terpilih tidak hanya berdasarkan pertimbangan faktor kompetensi dan keterampilan, tapi juga mempertimbangkan hasil evaluasi/tes psikologi dan pengamatan keseharian siswa.
Tes psikologi dilakukan untuk memperoleh gambaran pribadi siswa yang akan diikutsertakan dalam kompetisi tingkat internasional yang ketat. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecewa Anak-anak Gagal Tes, Warga Gembok Pintu Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi