jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) Ustaz Yusuf Martak merespons keras insiden pembakaran kitab suci Al-Qur'an yang terjadi di Swedia.
Dia bahkan menyampaikan sejumlah poin pernyataan sikap atas tindakan yang dilakukan Rasmus Paludan tersebut.
BACA JUGA: Qariah Diselipi Duit Ketika Membaca Al-Quran, FPI Bereaksi Keras
Pertama, dia bersama para ulama lain mengutuk dan mengecam keras tindakan penistaan pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan di Swedia.
"Mengutuk secara tegas setiap penistaan terhadap kitab suci agama mana pun, apalagi adanya pembakaran kita suci Al-Qur'an," ujar Yusuf Martak dalam siaran pers yang diterima, Rabu (25/1).
BACA JUGA: GNPF Ulama Juga Laporkan Pendeta Saifuddin Ibrahim, Aziz Yanuar: Ada yang UnikÂ
Dia menyayangkan tidak adanya itikad menyampaikan permintaan maaf dari pemerintah Swedia atas kesalahan warganya.
Parahnya lagi, pemerintah Swedia malah melakukan pembelaan dengan dalih kebebasan berekspresi.
BACA JUGA: Al-Azhar Serukan Boikot Swedia, Semua Arab dan Muslim Diminta Patuh
Untuk itu, GNPF-Ulama meminta pemerintah Indonesia untuk segera memanggil dan meminta penjelasan kepada Duta Besar Swedia dan Denmark perihal peristiwa penistaan agama itu.
Sebab, kata Yusuf, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim dan muslim terbesar di dunia.
Pihaknya juga mendesak kepada seluruh negara-negara yang bergabung pada Organisasi Kerja Sama Islam atau Organisation of Islamic Cooperation (OIC) untuk memutus hubungan diplomatik dengan Swedia dan Denmark.
Dia pun meminta kepada seluruh umat Islam baik di Indonesia dan dunia bersabar serta menahan diri menyikapi kejadian tersebut.
"Menahan diri tidak mengikuti kebiadaban politikus kelas binatang Rasmus Paludan yang berkewarganegaraan Swedia Denmark dengan membakar kita suci agama lain," ujar Yusuf Martak. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan