Heboh Anak-anak Jalani Cuci Darah, RS Hasan Sadikin Bandung Ungkap Data Ini

Rabu, 31 Juli 2024 – 18:46 WIB
Petugas kesehatan sedang menyiapkan alat hemodialisis bagi pasien gagal ginjal di Instalasi Hemodialisa RS Hasan Bandung, Kota Bandung. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin di Kota Bandung menyatakan sampai hari ini jumlah anak yang menjalani pengobatan cuci darah akibat penyakit gagal ginjal masih relatif normal.

Staf Divisi Nefrologi KSM IKA dr Ahmedz Widiasta mengatakan setiap bulan jumlah anak yang menjalani prosedur cuci darah di Poliklinik Hemodialisis sekitar 20 orang.

BACA JUGA: Bu Perawat Berbuat Binal, Pasien Cuci Darah Temui Ajal

“Kalau jumlah kasus tidak ada peningkatan ataupun penurunan yang untuk kasus anak dengan penyakit ginjal kronik yang mendapatkan cuci darah rutin itu sekitar 10 sampai 20 anak per bulannya,” kata Ahmedz ditemui di RS Hasan Sadikin Bandung, Rabu (31/7/2024).

“Beberapa dari pasien-pasien tersebut telah kami rujuk ke rumah sakit daerah terdekat untuk menjalani cuci darah di rumah sakit terdekat,” lanjutnya.

BACA JUGA: Cerita Lela Nurlaela yang Gunakan Program JKN untuk Cuci Darah, Sangat Tertolong

Ahmedz menjelaskan untuk penyakit gagal ginjal akut pada anak pun tidak ada peningkatan kasus. Setiap bulan pasien baru yang menjalani prosedur cuci darah di RSHS ada sekitar 10 sampai 15 pasien anak.

“Poliklinik kami ada dua, jadi poliklinik hemodialisis dan poliklinik ginjal yang non hemodialisis. Itu yang non hemodialisis kami setiap hari Senin dan Kamis, kadang banyak berkisar 20 sampai 50 pasien per hari,” jelasnya.

BACA JUGA: Pasien Cuci Darah Tak Dapat Obat, KPCDI Protes ke Kemenkes

“Tapi kalau untuk kasus yang cuci darahnya rutin di poliklinik hemodialisis itu paling sekitar sehari lima,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak RSHS Prof dr Dany Hilmanto menambahkan, jumlah pasien anak yang menjalani pengobatan cuci darah memang cenderung mengalami peningkatan.

Adapun penyebab utamanya bukanlah karena minuman manis yang selama ini berkembang.

Menurut Dany, pola makan yang tidak sehat dan teratur bisa memicu penyakit ginjal, tetapi pada kasus anak tidak langsung terjadi.

“Apabila kita pola makan yang salah, pola hidup yang salah dalam jangka panjang mengakibatkan risiko penyakit ginjal kronik, hipertensi, diabetes melitus itu adalah dua penyakit dewasa yang mengakibatkan mereka,” jelasnya.

Sebelumnya, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mengungkapkan saat ini ada sekitar 60 pasien anak yang menjalani prosedur cuci darah di RSCM Jakarta.

Prosedur yang dilakukan oleh anak-anak tersebut adalah hemodialisis dan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). (mcr27/jpnn)


Redaktur : Natalia
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler