Heboh... Begini kalau Perempuan Putih dan Seksi Ikut Kompetisi Bulu Ketiak

Kamis, 11 Juni 2015 – 05:30 WIB
Aktivis hak-hak perempuan Li Tingting telah memposting foto secara online menunjukkan dengan bangga memiliki rambut ketiak.

jpnn.com - TIONGKOK - Aktivis hak-hak perempuan terkemuka di Tiongkok, Xiao Meili selalu terganggu jika ditanya pertanyaan sepele: "Haruskah aku mencukur bulu ketiakku?"

"Gadis-gadis sering merasa aneh soal bulu ketiak mereka. Sepertinya itu adalah satu hal yang kotor dan tidak sesuai dengan peradaban kita," kata Xiao seperti dilansir bbc.com. 

BACA JUGA: Oalah.... Sudah Bayar Rp 14 Miliar tapi Gagal Dapatkan Istri Idaman

"Kita harus memiliki kebebasan untuk memilih apakah harus menerima rambut yang tumbuh secara alami di tubuh kita," tambah Xiao.

BACA JUGA: Wanita Terserang MERS Ini Diisolasi di Rumah Sakit Hong Kong

Xiao ingin para wanita memiliki tubuh mereka sendiri. Karena itu ia kemudian meluncurkan "Kompetisi Bulu Ketiak" di media social terkenal di Tiongkok, Weibo. 

BACA JUGA: Waduh... Hewan Paling Langka Ini Menampakkan Diri, Katanya Pertanda Buruk

Selama ini rambut yang tumbuh di badab dianggap sebagai hal yang kelaki-lakian. Namun, Xiao menjelaskan ketiak yang tidak berbulu bukanlah konsep kecantikan tradisional yang beredar di masyarakat Tiongkok.

Menurut Confucious, seluruh tubuh baik rambut dan kulit diberikan oleh orangtua dan tak boleh disakiti. Masyarakat Tiongkok dahulu beranggapan sejumput bulu ketiak perempuan sebagai hal yang menawan dan misterius.

Kompetisi bulu ketiak mengacu pada salah satu contoh seorang artis wanita yang memanjangkan bulu ketiaknya untuk sebuah peran dalam film yang berlatar belakang Tiongkok tahun 1930-an. Bagaimanapun, banyak orang yang menentang pendekatan feminis Xiao ini.

Salah satu wanita yang menulis di Weibo mempertanyakan kompetisi terebut.Menurut dia, tidak ada yang memaksanya untuk mencukur bulu ketiaknya. Ia melakukan itu karena ia merasa kotor jika tidak mencukurnya. Penulis lain menganggap membiarkan bulu ketiak tetap panjang adalah hal yang tidak sopan, baik itu untuk perempuan maupun laki-laki. 

Kritik dan makian tentang kompetisi ini memang tak terduga. Namun yang mengejutkan Xiao adalah antusiasme orang tentang kompetisi ini. Ribuan orang bahkan telah berpartisipasi dalam diskusi itu.

"Aku seorang mahasiswa kuliah. Aku menyukai bulu ketiakku. Aku mendukung rambut alami, kepercayaan diri dan persamaan," kata salah satu peserta di samping fotonya. Di foto itu ia bersandar di ranjang asrama sambil mengangkat tangannya ke atas. 

Aktivis hak-hak perempuan yang lain, Li Tingting mengirimkan fotonya yang setengah telanjang dan menunjukkan bulu ketiaknya dan menulis, "hukum pelaku kekerasan rumah tangga dan cintailah bulu ketiak." Li mengatakan kompetisi tersebut sangat bermakna.Menurut dia, konsumerisme sangat didasarkan pada jenis kelamin. 

"Pasar sangat didominasi dengan produk-produk pencukur bagi wanita," kata Li. Ia mengungkapkan, perempuan membutuhkan ruang untuk berpikir mengapa perempuan wajib untuk mencukur (rambut di tubuhnya),” tambah Li. (ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Ini Didenda 4,000 Dolar Singapura Lantaran Merusak Kaca Belakang Taksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler