jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Kompleks Balai Kota dan rumah dinas (rumdis) Wali Kota Surabaya di Jalan Sedap Malam mendadak heboh, Rabu petang (19/10).
Pasalnya, dua bangunan vital pemerintahan kota Surabaya tersebut diancam akan diledakkan oleh seseorang yang mengaku bernama Helmi.
BACA JUGA: Demi Hindari Razia, Pasangan Ini Loncat dari Lantai Tiga
Penelepon yang tak diketahui identitasnya itu menghubungi nomor operator milik Pemkot Surabaya.
Penelepon mengancam akan meledakkan rumdis wali kota dan Balai Kota jika pemkot tidak segera membuka kembali lokalisasi Dolly yang sudah ditutup sejak Juni 2014.
BACA JUGA: Yang Penting Jadi Istri Anak Kiai, Rela Dipoligami
Tak main-main, penelepon memberi tenggat waktu tiga hari saja untuk pembukaan kembali pusat prostitusi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu.
Menanggapi penelepon gelap tersebut, pemkot Surabaya pun bergerak cepat mengambil langkah preventif.
BACA JUGA: Bandara Miangas Bisa Tampung 70 Penumpang
Pemkot berkoordinasi dengan Polda Jatim yang langsung menurunkan tim gegana dari Brimob untuk melakukan penyisiran di seluruh kawasan Balai Kota dan rumah dinas.
Sepuluh unit mobil penjinak bom diturunkan untuk menyisir Balai Kota dan kediaman wali kota.
Asisten I Sekkota Surabaya Yayuk Eko Agustin mengatakan bahwa penelepon bernama Helmi itu menghubungi kantor pemkot yang diterima oleh staf piket di Bagian Umum dan Protokol bernama Riaman.
“Begitu dapat telepon itu, kami langsung meneruskan kabar ancaman bom ini ke pihak kepolisian. Alasan pengancam adalah mereka ingin agar Dolly yang sudah ditutup pemkot itu dibuka lagi,” terang Yayuk.
Kapolsek Genteng Kompol Danny Yulianto mengatakan bahwa pihaknya langsung melakukan tindakan usai mendapat laporan dari pemkot dengan bekerja sama tim gegana dari Polda dan Polrestabes Surabaya untuk melakukan penyisiran.
“Tim langsung melakukan strerilisasi dan penyisiran. Alhamdulillah tidak ditemukan bahan-bahan mencurigakan yang bisa diduga bom,” ujarnya.
Namun demikian, Danny menyebutkan bahwa pihaknya tetap meningkatkan kesiagaan di lokasi yang mendapat ancaman.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik secara berlebihan dengan ancaman bom.
“Langkah antisipatif juga sudah kami lakukan dengan melakukan pengamanan sesuai prosedur. Kami juga meminta agar warga masyarakat yang mendapatkan info apapun untuk segera melapor ke polisi,” kata Danny.
Terkait keberadaan penelepon gelap, Danny menjelaskan bahwa tim dari kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pendalaman.
Pihaknya berupaya untuk menemukan identitas pelaku pengancaman bom tersebut.
(ima/jay/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paguyuban Marga Tionghoa se-ASEAN Gelar Konferensi di Batam
Redaktur : Tim Redaksi