jpnn.com - LAMPUNG - Pengeroyokan yang dilakukan dua ajudan Bupati Pesawaran, Rubi dan Mario terhadap seorang pegawai negeri sipil (PNS), Rahmad Rozi menjadi sorotan di media sosial di kota Lampung.
Netizen menghujat kedua ajudan bupati itu karena main hakim sendiri. Banyak yang menganggap perbuatan itu merupakan bentuk arogansi dan meminta keduanya dipecat.
BACA JUGA: Pusing Deh! Baru Diangkut, Satu Jam Kemudian Sampah Menggunung Lagi
Diketahui, mereka mengeroyok dan menganiaya staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat, Rahmad Rozi. Akibatnya, korban menderita memar di beberapa bagian tubuh dan luka gores di tangan kiri.
Aktivis perempuan Diah D. Yanti dalam akun Facebook-nya menilai, perbuatan mereka sangat tidak patut. Dia menulis, “Wedeh kayang jawara bae mas, main gebuk anak orang.”
BACA JUGA: TOP! Senator Ini Berbagi Berkah Ramadan dengan Warga Moro
Sastrawan Lampung Isbedy Stiawan ZS pun tak kalah kesal. “Ajudan yg tak bisa dicontoh dan dibiarkan,” tegasnya.
Akun Mezzy Cullenz Winarti pun tak mau kalah memberikan komentar. Dia merasa heran karena pada zaman sekarang ini masih saja ada yang bersikap seperti itu. “Knapa ya sebagian ajudan arogan begitu??? Hanya kebetulan saling pandang aza jadi masalah … pdhl blm tentu niatnya jelek. Ckckckckck.”
BACA JUGA: Ketua DPRD Kabur dari Sidang Paripurna, Ckckck... Ini Toh Penyebabnya
Tak kalah tegas komentar dari akun Facebook Arizon Desraamir. Dia bahkan meminta keduanya dipecat. “Ajudan apa preman? Atau preman yg diangkat jd ajudan, salah kaprah ajudan itu beda dg nrgundal, ga ada jalan lain ni org hrs di cut atau dg kata lain Pecat, drpd malu2 in yg dikawalnya.”
Dukungan untuk memecat pun datang dari akun Wahid Hasan. “Setuju, klo ga dipecat ini akan terulang lg.”
Menurut Rozi, kejadian berawal ketika Rubi datang ke kantornya sebelum Jumatan, sekira pukul 11.50 WIB. Rubi menanyakan nomor telepon salah satu staf di Disdikbud yang bernama Lia kepada pegawai lainnya, Susan. Tapi karena handphone Susan lowbat, Rubi bertanya kepada dirinya. “Dan saya berikan nomornya,” jelas Rozi.
Setelah mendapat nomor telepon Lia, Rubi beranjak pergi. Namun entah mengapa, tiba-tiba dia memukul salah satu pintu kantor Disdikbud.
Baca Juga: Ckckck… Ajudan Bupati Bertingkah, Begitu Dilaporin Polisi Langsung Ciut
“Ketika dia berbalik arah, dia bilang, ‘Kenapa kamu melihat’ pada saya. Padahal kebetulan saja setatapan muka. Saya jawab, ‘Ya nggak apa-apa. Apa salah saya, kan saya yang kasih nomor telepon. Kok marah dengan saya’,” paparnya.
Setelah dilerai, keributan reda. Tapi, tidak lama berselang, ajudan tersebut datang lagi ke Disdik bersama lima rekannya. Salah satunya Mario diketahui juga ajudan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona.
“Mereka lalu membawa saya ke mobil. Terus saya jawab, ‘Mau dibawa kemana saya’. Karena dianggap melawan, mereka memukul saya,” ceritanya. Ia pun akhirnya melaporkan kasus ini ke Polsek Gedongtataan. (ade/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 19 Nelayan Riau Bebas, KBRI di Malaysia Menuai Pujian
Redaktur : Tim Redaksi