Heboh Pembangunan Sumur Resapan di Atas Trotoar Jakarta, Nomor 5 Menohok Banget

Rabu, 10 November 2021 – 11:57 WIB
Pembangunan sumur resapan di DKI Jakarta dilakukan di atas trotoar. Foto: Twitter/@FerdinandHaean3

jpnn.com, JAKARTA - Proyek sumur resapan yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di ribuan titik wilayah ibu kota kini tengah jadi sorotan publik.

Berdasarkan informasi dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang disampaikan melalui akunnya di Instagram pada 10 Oktober 2021 lalu, pada tahun ini pemprov menargetkan pembangunan sumur resapan sebanyak 22.292 titik. Saat ini sudah selesai dibangun 6.233 titik.

BACA JUGA: Pelajar SMK Mesum di Bangunan Kosong

Kehebohan proyek itu berawal dari eks politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang merekam pembangunan sumur resapan di atas trotoar.

Video yang diunggah di akun milik Ferdinand di Twitter itu pun viral.

BACA JUGA: Sumur Resapan Jakarta Dibangun di Atas Trotoar, Ferdinand: Konyol, Enggak Pakai Akal

"Itu video saya rekam di kawasan Jakarta Timur sepanjang Jalan Basuki Rahmat, Kolonel Sugiono, di samping Banjir Kanal Timur (BKT)," kata Ferdinand kepada JPNN.com, Selasa (9/11).

Dalam video itu, Ferdinand mengatakan Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki akal karena membangun sumur resapan di atas trotoar.

BACA JUGA: Video Sumur Resapan di Atas Trotoar Dikoreksi Wagub DKI, Ferdinand Balas Begini

"Saya melihat (sumur resapan) dibangun di atas trotoar yang mana permukaan trotoar ini lebih tinggi dari permukaan jalan. Jadi, bagaimana mau meresapkan air kalau model pekerjaannya seperti itu," ujar Ferdinand.

1. Anies Baswedan Tidak Paham

Menurut Ferdinand, proyek sumur resapan tidak akan maksimal mengatasi banjir di Jakarta.

Sebab, kondisi tanah di Jakarta saat ini sudah tidak mampu maksimal menyerap air.

"Gubernur Jakarta Anies Baswedan sepertinya tidak memahami hal ini. Dia hanya tahunya menghitung jumlah sumur dikalikan sekian kubik air akan tertampung sekian kubik. Tetapi ini kan tidak mudah justru ini terkesan buang-buang anggaran," ujar Ferdinand.

2. Solusi Murahan

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Justin Adrian menilai pembangunan sumur resapan adalah proyek yang sia-sia.

"Solusi murahan ini terkesan "melecehkan" keringat rakyat ratusan triliun rupiah yang telah dikelola pak gubernur selama dia menjabat," kata Justin kepada JPNN.com, Senin (8/11).

"Okelah kalau pak gubernur tetap ngotot air dari langit harus masuk ke tanah, tetapi harus dibarengi dengan normalisasi sungai-sungai utama, dan pengembangan jaringan micro-dranaise yang luas sebagai media tampung-alir air terbaik," sambung Justin.

3. Wagub Riza Merespons Video Ferdinand

Riza kemudian menanggapi video pembangunan sumur resapan di atas trotoar yang viral tersebut.

Riza mengatakan terdapat kesalahpahaman pada video itu. Politikus partai Gerindra itu lalu menjelaskan cara kerja sumur resapan yang dibangun di atas trotoar.

"Berikut cara kerjanya: 1) air akan masuk melalui tali-tali air ke bak kontrol yang kotak, 2) air akan disaring sebelum masuk ke SR (bulat). Contoh ini SR Gandaria City," tulis Riza  dalam akunnya di Instagram, Senin (8/11).

4. Ferdinand Membalas Respons Wagub

Ferdinand mempertanyakan kenapa Pemprov DKI membangun sumur resapan di dekat saluran BKT.

"Membuat sumur resapan di samping banjir kanal, itu lucu. Kemudian, bahwa pembelaan mereka di situ kan sudah ada saluran-saluran kecil, itu saluran kecil air sudah lama dibuat sejak lama ada untuk membuang air dari jalan menuju banjir kanal," ujar Ferdinand.

"Jadi, itu bukan saluran air bukan menuju sumur resapan, itu yang tidak dipahami secara utuh dari apa yang saya maksud," sambungnya.

5. Sumur Resapan Tidak Bermanfaat

Pengamat tata kota Nirwono Joga mengatakan pembangunan sumur resapan di atas trotoar tidak bermanfaat dan hanya membuang-buang anggaran.

"Justru tidak ada manfaatnya, mubazir, pemborosan anggaran," kata Nirwono kepada JPNN.com, Selasa (9/11).

Nirwono menjelaskan sumur resapan tidak bisa membantu untuk mengatasi banjir skala kota.

"Sumur resapan hanya berfungsi membantu mengurangi genangan air skala mikro, seperti, halaman rumah, sekolah, parkir, jalan lingkungan sekitar, taman. Bukan meredam banjir skala kota," ujar Nirwono. (mcr1/jpnn)


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler