Heboh Penggerebekan di Rumah Pak RT, Salah Sasaran?

Sabtu, 13 Juli 2019 – 07:58 WIB
Ipan Gajali memperlihatkan peluru yang didapat di kediamannya. Foto: Oke/Samarinda Pos

jpnn.com, SAMARINDA - Keluarga almarhum Radaliansyah alias Ancah (35), yang masih berduka, terus diliputi keheranan.

Tak habis pikir, mengapa penggerebekan yang dilakukan polisi sepekan lalu sampai menyasar hingga menewaskan anak ke-5 dari 9 beraudara itu.

BACA JUGA: Bandar Narkoba Libatkan Istri, Anak dan Menantu dalam Kasus Pencucian Uang

Peristiwa yang terjadi Minggu (7/7) malam lalu di depan rumah ketua RT 13, Jalan Bung Tomo, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang ini membuat pihak keluarga dan warga heran serta kebingungan.

Selama ini mereka mengenal Ancah sebagai motoris speed boat di salah satu perusahaan dekat rumahnya. Namun di malam nahas itu dia dicap sebagai pengedar, bahkan bandar narkoba.

BACA JUGA: Detik - detik Mobil Bawa Penumpang Hendak ke RS Diadang Massa Brutal, Ngeri!

Isu tak sedap pun beredar di masyarakat sekitar. Warga yang mengetahui benar bagaimana sifat dan perilaku Ancah, menduga Ancah yang tewas karena diberondong peluru itu, merupakan korban salah sasaran.

Dugaan itu bukan tanpa alasan. Kabar yang dihimpun media ini, polisi diyakini menarget WD yang ketika itu sempat nongkrong di “Meja Bundar” sebelum Ancah dan dua pemuda lain datang dan duduk di bangku pinggir jalan itu.

BACA JUGA: Detik – detik Menegangkan Penggerebekan di Rumah Pak RT, Ya Ampuuun

"Banyak warga yang melihat kakak saya (Ancah, Red) datang setelah orang yang ditarget polisi itu pergi. Mereka selisihan. Setelah itu baru datang polisi," tutur Ramadan (20), adik kandung Ancah, seperti diberitakan Samarinda Pos (Jawa Pos Group).

Saat ini, keluarga Ancah sedang mempersiapkan bukti-bukti yang selanjutnya dijadikan dasar pelaporannya ke Seksi Propam Polresta Samarinda.

Nama WD memang tidak asing lagi bagi warga sekitar. Karena itu warga meyakini dialah yang sebenarnya dicari sehingga memicu isu yang semakin berkembang.

"Karena itu saya heran juga kenapa kakak saya yang menjadi sasaran. Mungkin kakak saya ketika itu kabur karena sadar membawa pisau di pinggang. Dan kalau memang kakak saya itu target penangkapan, saya sudah tanyakan bukti seperti surat penangkapan, tapi polisi tidak bisa menunjukkan," ucap Ramadan.

Berkaitan dengan beredarnya isu tersebut, Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto, melalui Kasubag Humas, Iptu Danovan menegaskan bahwa Ancah memang merupakan target operasi (TO).

BACA JUGA: Detik – detik Menegangkan Penggerebekan di Rumah Pak RT, Ya Ampuuun

"Saya sudah konfirmasi ke Kasat Resnarkoba, Kompol Markus bahwa pelaku (Ancah, Red) memang target operasi. Ada barang buktinya. 10 poket sabu," tutur Danovan.

Namun Danovan tidak dapat menjelaskan detail mengenai apa yang menjadi dasar awal penangkapan tersebut serta dimana barang bukti itu ditemukan karena Ketua RT 13, Ipan Gajali maupun warga sebelumnya menyatakan tidak ada yang melihat barang bukti yang ditemukan polisi ketika menggeledah tubuh Ancah yang sudah tak berdaya.

"Itu yang bisa menjelaskannya Kasat Narkoba. Yang pasti pelaku memang target dan ada barang buktinya," tegas Danovan.

Danovan juga memberikan penjelasan terkait tindakan terukur yang dilakukan polisi khususnya Satresnarkoba Polresta Samarinda dalam penggerebekan itu. Dia kembali menegaskan tindakan polisi sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Sesuai Perkap Nomor 1 Tahun 2009. Ada 6 fase yang arus dilakukan sebelum mengambil tindakan tegas terukur. Itu semua sudah dilakukan personel di lapangan," jelas Danovan.

Danovan menerangkan, tindakan melumpuhkan Ancah itu dilakukan karena Ancah membahayakan anggota yang hendak melakukan penangkapan.

"Melakukan perlawanan denga sajam dan mengejar petugas itu yang membahayakan. Tindakan tegas itu diambil karena pelaku tidak mengindahkan peringatan-peringatan sebelumnya. Kita berkaca dari kasus pembunuhan di wilayah Sungai Kunjang. Seorang pria membunuh istri dan tetangganya. Karena sudah sangat membahayakan maka tindakan tegas pun diambil untuk menghentikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya tentang penggerebekan di rumah Ketua RT 13, Ipan Gajali, yang saat itu baru saja selesai menggelar acara selamatan. Istrinya, Aas Amelia dan beberapa anak serta keponakannya masih terjaga sementara Ipan memilih istirahat di kamar tidur, Minggu malam (7/7) lalu pukul 22.30 Wita.

Tiga menit berlalu mendadak tidur Ipan yang belum begitu pulas terusik dengan suara gaduh di dalam rumahnya. Dia menyangka terjadi kebakaran sehingga Ipan pun bergegas bangun dan keluar kamar.

Dia terkejut karena di dapur rumahnya tak jauh dari kamar tidurnya ada beberapa pria tak dikenalnya terlibat cekcok mulut dengan pria lain yang bersembunyi di kamar mandi. Belakangan Ipan tahu pria tak dikenal itu adalah polisi dan yang bersembunyi itu ialah Radaliansyah alias Ancah, yang tak lain dan bukan warga setempat.

Ancah tewas dalam penggerebekan yang dilakukan polisi dari Satreskoba Polresta Samarinda. Ancah meregang nyawa karena diberondong peluru dari pistol polisi.

Akibat tembakan yang dilepaskan polisi, terdapat sejumlah luka tembak yakni di tangan kiri, ketiak kiri dan di belakang kepala yang disebut polisi luka robek akibat jatuh terbentur. Namun, keluarga Ancah meragukannya dan meyakini luka itupun merupakan luka tembak yang pelurunya telah diambil. (oke/nha)

Mulai beredar dugaan yang menyebut korban tewas dalam penggerebekan di rumah Pak RT merupakan korban salah sasaran.
Heboh Penggerebekan di Rumah Pak RT, Salah Sasaran?

jpnn.com, SAMARINDA - Keluarga almarhum Radaliansyah alias Ancah (35), yang masih berduka, terus diliputi keheranan.

Tak habis pikir, mengapa penggerebekan polisi ini sampai menyasar hingga menewaskan anak ke-5 dari 9 beraudara itu.

Peristiwa yang terjadi Minggu (7/7) malam lalu di depan rumah ketua RT 13, Jalan Bung Tomo, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang ini membuat pihak keluarga dan warga heran serta kebingungan.

Selama ini mereka mengenal Ancah sebagai motoris speed boat di salah satu perusahaan dekat rumahnya. Namun di malam nahas itu dia dicap sebagai pengedar, bahkan bandar narkoba.

Isu tak sedap pun beredar di masyarakat sekitar. Warga yang mengetahui benar bagaimana sifat dan perilaku Ancah, menduga Ancah yang tewas karena diberondong peluru itu, merupakan korban salah sasaran.

Dugaan itu bukan tanpa alasan. Kabar yang dihimpun media ini, polisi diyakini menarget WD yang ketika itu sempat nongkrong di “Meja Bundar” sebelum Ancah dan dua pemuda lain datang dan duduk di bangku pinggir jalan itu.

"Banyak warga yang melihat kakak saya (Ancah, Red) datang setelah orang yang ditarget polisi itu pergi. Mereka selisihan. Setelah itu baru datang polisi," tutur Ramadan (20), adik kandung Ancah.

Saat ini, keluarga Ancah sedang mempersiapkan bukti-bukti yang selanjutnya dijadikan dasar pelaporannya ke Seksi Propam Polresta Samarinda.

Nama WD memang tidak asing lagi bagi warga sekitar. Karena itu warga meyakini dialah yang sebenarnya dicari sehingga memicu isu yang semakin berkembang.

"Karena itu saya heran juga kenapa kakak saya yang menjadi sasaran. Mungkin kakak saya ketika itu kabur karena sadar membawa pisau di pinggang. Dan kalau memang kakak saya itu target penangkapan, saya sudah tanyakan bukti seperti surat penangkapan, tapi polisi tidak bisa menunjukkan," ucap Ramadan.

Berkaitan dengan beredarnya isu tersebut, Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto, melalui Kasubag Humas, Iptu Danovan menegaskan bahwa Ancah memang merupakan target operasi (TO).

BACA JUGA: Dua Penjahat Tahu Aksinya Terekam CCTV dan Viral, Mereka Ketakutan

"Saya sudah konfirmasi ke Kasat Resnarkoba, Kompol Markus bahwa pelaku (Ancah, Red) memang target operasi. Ada barang buktinya. 10 poket sabu," tutur Danovan.

Namun Danovan tidak dapat menjelaskan detail mengenai apa yang menjadi dasar awal penangkapan tersebut serta dimana barang bukti itu ditemukan karena Ketua RT 13, Ipan Gajali maupun warga sebelumnya menyatakan tidak ada yang melihat barang bukti yang ditemukan polisi ketika menggeledah tubuh Ancah yang sudah tak berdaya.

"Itu yang bisa menjelaskannya Kasat Narkoba. Yang pasti pelaku memang target dan ada barang buktinya," tegas Danovan.

Danovan juga memberikan penjelasan terkait tindakan terukur yang dilakukan polisi khususnya Satresnarkoba Polresta Samarinda dalam penggerebekan itu. Dia kembali menegaskan tindakan polisi sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Sesuai Perkap Nomor 1 Tahun 2009. Ada 6 fase yang arus dilakukan sebelum mengambil tindakan tegas terukur. Itu semua sudah dilakukan personel di lapangan," jelas Danovan.

Danovan menerangkan, tindakan melumpuhkan Ancah itu dilakukan karena Ancah membahayakan anggota yang hendak melakukan penangkapan.

"Melakukan perlawanan dengan sajam dan mengejar petugas itu yang membahayakan. Tindakan tegas itu diambil karena pelaku tidak mengindahkan peringatan-peringatan sebelumnya. Kita berkaca dari kasus pembunuhan di wilayah Sungai Kunjang. Seorang pria membunuh istri dan tetangganya. Karena sudah sangat membahayakan maka tindakan tegas pun diambil untuk menghentikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya tentang penggerebekan di rumah Ketua RT 13, Ipan Gajali, yang saat itu baru saja selesai menggelar acara selamatan. Istrinya, Aas Amelia dan beberapa anak serta keponakannya masih terjaga sementara Ipan memilih istirahat di kamar tidur, Minggu malam (7/7) lalu pukul 22.30 Wita.

Tiga menit berlalu mendadak tidur Ipan yang belum begitu pulas terusik dengan suara gaduh di dalam rumahnya. Dia menyangka terjadi kebakaran sehingga Ipan pun bergegas bangun dan keluar kamar.

Dia terkejut karena di dapur rumahnya tak jauh dari kamar tidurnya ada beberapa pria tak dikenalnya terlibat cekcok mulut dengan pria lain yang bersembunyi di kamar mandi. Belakangan Ipan tahu pria tak dikenal itu adalah polisi dan yang bersembunyi itu ialah Radaliansyah alias Ancah, yang tak lain dan bukan warga setempat.

Ancah tewas dalam penggerebekan yang dilakukan polisi dari Satreskoba Polresta Samarinda. Ancah meregang nyawa karena diberondong peluru dari pistol polisi.

Akibat tembakan yang dilepaskan polisi, terdapat sejumlah luka tembak yakni di tangan kiri, ketiak kiri dan di belakang kepala yang disebut polisi luka robek akibat jatuh terbentur. Namun, keluarga Ancah meragukannya dan meyakini luka itupun merupakan luka tembak yang pelurunya telah diambil. (oke/nha)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misteri Monyet Ekor Panjang Menyerang Warga, Dikaitkan Mistis


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler