jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Hasto Kristiyanto menilai Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas seharusnya bisa berbicara menyesuaikan tempat semasa kampanye pilpres 2024.
Hal itu Hasto sampaikan saat ditanya awak media soal haboh video Zulhas yang berbicara praktik salat dalam sebuah acara.
BACA JUGA: Anggap Zulhas Mengolok-olok Bacaan Salat dan Menista Agama, ART: Proses Hukum
"Seharusnya fokus di dalam mendorong perdagangan rakyat ini bagaimana difasilitasi oleh negara, kinerjanya itu untuk mendorong ekspor, bukan berbicara di luar ranahnya," kata Hasto di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12).
Sekjen PDI Perjuangan itu mengatakan keadilan Tuhan akan berbicara saat menteri membahas topik yang di luar ranah ketika pejabat hadir dalam sebuah kegiatan kementerian.
BACA JUGA: Tak Perlu Ikut-ikutan Mengecam Zulhas Terkait Candaan Surah Al-Fatihah
"Ketika seorang menteri berbicara di luar ranahnya, ya, akan ada keadilan yang di Atas. Maka, ngomong salah dan kemudian berkampanye bukan pada tempatnya," kata Hasto.
Dia pun menyarankan Zulhas bisa meniru MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas yang berdisiplin selama kampanye pilpres 2024.
BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Tampil Beda di Acara Debat Cawapres, Lihat Nih
Azwar Anas, kata Hasto, selalu menekankan netralitas aparatur negara semasa kontestasi pilpres 2024 yang berlangsung hingga Februari 2024.
"Jadi, kami ikut menyesalkan pernyataan itu (ucapan Zulhas, red) tetapi itu menjdi pembelajaran terbaik bagi setiap menteri ketika berbicara seharusnya berdisiplin sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya. Jangan campurkan urusan pemerintah dengan urusan kampanye," kata Hasto.
Sebelumnya, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyebut ketum partainya Zulkifli Hasan atau Zulhas tidak berniat melecehkan Islam saat berbicara tentang praktik salat seperti tertuang dalam heboh video di media sosial.
"Pak Zulhas hanya menyampaikan cerita yang dia dengar dan temukan di masyarakat. Jadi bukan sesuatu yang mengada-ada apalagi melecehkan. Sama sekali tidak," kata Eddy kepada awak media, Rabu (20/12).(ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Aristo Setiawan