jpnn.com, JAKARTA - Kalangan guru PPPK dihebohkan dengan informasi soal relokasi penempatan ke sekolah asal.
Relokasi ini membidik guru PPPK tahap 1, 2, 3, dan 4, bahkan diinformasikan itu sebagai kebijakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Disebutkan pula poses relokasi penempatan PPPK disebut dilakukan secara bertahap.
BACA JUGA: Terkait Soal Ini PNS & PPPK Memang Setara, Honorer pun Ikut Menikmati
Informasi tersebut sontak membuat guru PPPK yang ingin kembali ke sekolah asal, langsung mendaftar di sebuah link.
"Ini teman-teman guru PPPK sudah banyak yang mengisi datanya, karena berharap dipindahkan ke sekolah asal atau mendekatkan dengan tempat tinggal," kata Wakil Ketua ASN PPPK Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Susi Maryani kepada JPNN.com, Jumat (31/5).
BACA JUGA: Kabar Terbaru PP Manajemen ASN, Sudah Membahas PPPK, Alhamdulillah
Kondisi tersebut membuat Susi khawatir data-datanya bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, apalagi link pendaftaran menyebar luas di kalangan ASN PPPK.
Merespons keresahan para guru PPPK ini, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani meminta untuk tidak mengisi link pendaftaran relokasi PPPK ke sekolah.
BACA JUGA: Pendaftaran PPPK 2024: Data Honorer K2 Diverifikasi Ulang, Ini Penyebabnya
Kemendikbudristek tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut.
"Saya tidak tahu kalau ada informasi Kemendikbudristek mengumumkan rencana relokasi penempatan PPPK ke sekolah asal. Sumbernya dari siapa?," kata Dirjen Nunuk yang dihubungi JPNN.com secara terpisah.
Dia menegaskan link pendaftaran yang beredar tentang relokasi penempatan PPPK secara bertahap bukan dari Kemendikbudristek.
Sampai saat ini, tegasnya, Ditjen GTK Kemendikbudristek tidak mengeluarkan pengumuman relokasi penempatan PPPK tahap 1 sampai 4 ke sekolah asal.
"Kebijakan Kemendikbudristek diinformasikan lewat portal resmi pemerintah. Kalau ada yang menyebarkan informasi dengan sumber tidak jelas sebaiknya diabaikan saja," pungkas Dirjen Nunuk Suryani. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad