Heboh Silicon Valley Bank Kolaps, Bos BRI Bilang Begini

Kamis, 16 Maret 2023 – 13:55 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa kondisi industri perbankan Indonesia saat ini dalam kondisi solid. Foto: Dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - Kebangkrutan SVB Financial Group atau Silicon Valley Bank telah diumumkan sebagai bank terbesar yang mengalami kegagalan sejak krisis keuangan 2008.

SVB Financial Group adaah bank yang berfokus pada startup di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Pejabat Kemendikbudristek Terkejut Melihat Silicon Valley di Sekolah Ini

Dilansir Reuters pada Rabu (15/3/2023), kebangkrutan SVB telah mengguncang sistem keuangan global dan mendorong pihak regulator di Amerika untuk turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.

Terkait dengan hal tersebut dan pengaruhnya terhadap perbankan nasional, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa kondisi industri perbankan Indonesia saat ini dalam kondisi solid.

BACA JUGA: Pemkab Sukabumi Beri Karpet Merah, Silicon Valley ala Indonesia segera Terwujud

Pebankan di Indonesia saat ini, kata dia, memiliki eksposur risiko yang minim atas kolapsnya salah satu bank di Amerika Serikat, Silicon Valley Bank (SVB) tersebut.

“Perbankan di Indonesia, utamanya BRI, jauh dari episentrum krisis tersebut. Hal ini tercermin salah satunya dari permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai,” kat Sunarso dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/3).

Sunarso membeberkan hingga akhir 2022 tercatat CAR BRI (konsolidasian) berada di level sangat kuat sebesar 25,54 persen dan LDR (konsolidasian) terjaga di level 87,09 persen.

Sunarso juga kembali mengingatkan bahwa sebelumnya BRI berhasil melewati krisis ekonomi berkali-kali, dari krisis moneter pada 1998 hingga krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID.

“Saat ini perbankan Indonesia sangat taat dalam penerapan BASEL dalam hal risk management-nya, sehingga pembentukan modal juga cukup tebal. Di sisi lain pengawasan dari OJK terhadap bank juga sudah sangat baik, di samping itu, Bank Indonesia juga terus men-support dalam pemenuhan likuditas,” imbuhnya.

Sunarso menegaskan saat ini semua pihak harus optimistis tetapi tidak jumawa dan tidak sembrono.

"Jadi, tetap kita jalankan prinsip-prinsip good corporate governance, risk management yang baik, saya kira itu kuncinya. Jadi optimistis tapi juga tetap harus hati-hati dan kita punya tools itu semua, terutama di perbankan,” pungkas Sunarso. (jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler