Pejabat Kemendikbudristek Terkejut Melihat Silicon Valley di Sekolah Ini

Senin, 20 Desember 2021 – 19:03 WIB
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto terpukau melihat silicon valley di SMK Nusa Persada. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, SALATIGA - Kemendikbudristek terus mendorong satuan pendidikan vokasi untuk menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri. Ini menjadi kunci dalam menyiapkan lulusan siap bersaing di industri global.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto mencontohkan inovasi hebat dari SMK Nusa Persada, Salatiga.

BACA JUGA: Mulai 2022, Kemendikbudristek Perketat Penyaluran Dana BOS

Sekolah ini berkolaborasi dengan perusahaan D Tech Engineering menyelenggarakan proyek edukasi berkelanjutan (sustainable education project). 

Melalui program ini, siswa lulusan SMK bisa melanjutkan studi Diploma 3 dan sekaligus menjalankan usaha produksi mesin.

BACA JUGA: Pejabat Kemendikbudristek: Luar Biasa, Produk Vokasi Masuk Pasar Domestik

“Seperti inilah yang saya inginkan. Saya maunya di kampus-kampus vokasi ada workshop seperti ini, anak-anak betul-betul belajar dalam menjalankan bisnis,” ujar Dirjen Wikan, Senin (20/12). 

Dia mengaku bangga dan terkejut dengan adanya silicon valley di SMK Nusa Persada. Silicon valley merupakan lokasi dengan laju perkembangan teknologi yang pesat.

BACA JUGA: Budiman Sudjatmiko Bicara tentang Kemajuan Teknologi dan Silicon Valley

Seharusnya kata Wikan, politeknik-politeknik negeri di Indonesia seperti ini. Inilah yang dinamakan kemitraan yang positif.

"Tahun depan saya akan coba menyesuaikan kembali program dana padanan (matching fund) agar bisa digunakan untuk program semacam ini,” tambahnya.

Pendiri perusahaan D Tech Enggineering, Arfian Fuad menyampaikan setiap tahun perusahaannya melatih kurang lebih 500 guru serta peserta didik. Saat ini ada 15 SMK yang mereka latih.

Sementara itu, Direktur Operasional Yayasan Nusa Persada Sumiyanto menuturkan para mahasiswa lulusan SMK Nusa Persada bisa membiayai kuliahnya melalui bisnis yang sedang dijalankan.

Mereka punya bidang market analysis, designer, operator dan pemasar yang akan menaruh produk di pasar daring (marketplace) untuk dijual.

"Mereka berbisnis, kuliah dengan biaya dari bisnisnya, dan mendapat gaji,” pungkas Sumiyanto. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler