Heboh Sosok Kakek Sarung Misterius

Minggu, 15 Maret 2015 – 19:34 WIB
Pak Toto (buka baju), salah seorang warga cerita soal kakek sarung. Foto: Posmetro Medan/JPNN

jpnn.com - MEDAN - Isu adanya sosok "Kakek Sarung" yang bisa mengambil nyawa, makin meluas, menyebar lewat pesan berantai di BlackBerry Messenger.

Isu ini makin santer, lantaran ada 3 warga di Sei Mencirim Sunggal dan Medan Utara, mengaku pernah bertemu dengan sosok misterius itu.

BACA JUGA: Ayam Kate Asal Malaysia Makin Digemari di Bandung

Minah (28) warga Jalan Sei Mencirim/Glugur Rimbun, Desa Telaga Sari mengaku Oktober 2014 lalu, sekitar pukul 20.00, saat itu dia lagi sendirian di usaha jajanan miliknya. Dia kaget bukan main saat seorang kakek-kakek yang diperkirakan berusia 50-an, mengendarai sepeda ontel dan mengenakan baju kemeja, mendatanginya.

Bukan membeli dagangan, kakek yang tak diketahui identitasnya ini malah meminta tolong. Kakek itu meminta Rp 20 ribu dengan menawarkan sarung bekasnya sebagai ganti. Disertai rasa takut dan was-was, Minah hanya memberikan uang tanpa menerima sarung yang disodorkan kakek tersebut.

BACA JUGA: PNS Perawat Terlibat Kasus Sabu Diusulkan Dipecat

“Ini bapak ambil saja uangnya, sarungnya gak usah. Saya ikhlas kok, gitu saya bilang waktu itu. Kalau benar enggak dia orangnya, saya juga gak berani menjamin ya. Setahu saya memang ada seorang kakek yang jadi bahan pembicaraan sekarang, yakni ‘Kakek Sarung’ yang menawarkan sarungnya dengan harga yang murah. Tapi, pada saat itu saya gak terima sarungnya dan memberikan uang tersebut dengan ikhlas bang. Alhamdullilah sampai sekarang gak ada terjadi apa-apa sama saya,” ungkap ibu dua anak ini saat ditemui POSMETRO MEDAN (grup JPNN), kemarin.

Minah berpesan agar tak terlalu takut atas isu itu. “Gak usah takutlah buat masyarakat. Sampai saat ini saya gak apa-apa dan masih baik-baik saja,” ujarnya.

BACA JUGA: Makan Bakso, Puluhan Warga Keracunan

Hanya jarak beberapa meter, warga lain yang mengaku bernama Toto (45), juga bercerita bertemu ‘Kakek Sarung’ Desember 2014 lalu, sekira pukul 12.00 WIB.

Kakek itu bawa anak kecil perempuan yang dibonceng naiki sepeda ontel dan menghampiri mereka yang sedang asyik duduk di teras depan rumah mereka. Toto mengaku tak mempedulikan kakek tersebut. Namun istrinya, Nur (40) melayani kakek tersebut.

Tak berbeda jauh dengan yang dialami Minah, Nur pun ditawarkan sarung yang sudah kumal dengan meminta Rp 5 ribu, dengan alasan untuk membeli beras.

Lantaran sarung tersebut terlalu kumal, Nur pun tak mengambil sarung tersebut, hanya memberikan uang saja. “Ini uang Rp 5 ribu, saya kasi buat bapak. Saya ikhlas, dan kain sarung itu bapak bawa aja ya,” ucap Toto mengenang percakapan istrinya kala itu dengan si kakek misterius.

Beda dengan Yanto yang ditemui di Jalan Sei Mencirim Dusun IV A, Desa Sei Sengkol. Dia mengaku sudah mendengar isu heboh itu. Namun hingga kemarin, penjaga sekolah Al-Fahri ini mengaku belum pernah didatangi.

Tapi dia sempat mendapatkan informasi dari orang pintar yang memiliki kemampuan supranatural, tentang sosok ‘Kakek Sarung’ tersebut. Menurut penglihatan supranatural, si kakek itu menaiki sepeda ontel dengan membawa keranda mayat.

“Tak semua orang dapat melihat hal tersebut dengan mata telanjang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki kelebihan yang bisa melihat keranda mayat itu,” ujarnya.

“Memang dek, saya dengar kalau kakek sarung tersebut naik sepeda keliling-keliling wilayah Sei Mencirim. Namun, yang saya dengar bahwa ia bukan naik sepeda melainkan keranda,” jelasnya.

ternyata, serupa juga menghebohkan kawasan Medan Utara. Tuti (34) misalnya. Warga Jalan Young Panah Hijau Gg. Rasmi, Kel. Labuhan Deli, Kec. Medan Marelan itu, mengaku beberapa bulan lalu pernah didatangi seorang kakek-kakek menjelang Magrib.

Penampilannya jorok serta lusuh. Kakek tersebut menawarkan sebuah sarung terhadap dirinya sembari bercerita.

“Belilah sarung yang uwak bawa ini nak,” ucap kakek misterius tersebut, kenangnya. Merasa heran lalu Tutik balik bertanya kembali. ”Darimana asal Uwak? Kemudian kakek itu menjawab panjanglah ceritanya. Uwak mau pulang tapi nggak ada ongkos?” ulang Tuti, mengaku suara kakek itu lirih dan hampir tak kedengaran.

Karena merasa kasihan, Tuti memberi Rp 5 ribu tanpa mengambil sarung yang ditawarkannya. Seingat Tuti, sarung yang ditawarkan kakek itu bukanlah kain kafan, melainkan kain sarung biasa bermotif garis-garis. Tuti juga tak sempat menyentuh sarung yang diisukan dapat mendatangkan bala itu.

Nah, di Medan Utara isu lebih heboh lagi, karena disebut sudah ada korban di kawasan Martubung, Desa Andan Sari dan Hamparan Perak. Namun, itu semuanya hanya dari mulut ke mulut. Tak satupun yang tahu persis siapa korbannya dan di mana alamatnya.

Seorang tokoh agama, Ustad H. Muhammad Yunus, menegaskan isu itu tak benar. “Saya mengharapkan kepada masyarakat jangan cepat terpancing dengan isu yang sekarang sedang berkembang. Isu adanya orang tua uzur yang membawa musibah itu, mengajarkan kepada kita untuk tidak menghargai orang tua. Padahal dalam Alquran, dianjurkan kepada kita untuk menghormati orang tua, bukan untuk ditakuti. Sesungguhnya Allah SWT Maha Kuasa, kalau memang izinnya kita akan mati, tanpa didatangi kakek maupun nenek penjual sarung kita akan mati juga,” ucapnya. (mag2/cr2/trg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabuk Saat Pulang Dugem, Perempuan Seksi Ngomel-ngomel ke Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler