Heboh Warga-Aparat TNI Saling Pukul, Tolong Lihat Secara Utuh

Selasa, 24 Agustus 2021 – 12:33 WIB
Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia. (Antara/Ayu Khania Pranisitha/2021)

jpnn.com, DENPASAR - Video keributan antara aparat TNI dengan oknum masyarakat beredar luas di di media sosial.

Keributan terjadi di Buleleng, Bali.

BACA JUGA: KSAD Sebut Hal Penting Soal Garuda Shield di Masa Pandemi

Menanggapi hal tersebut Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia mengajak masyarakat melihatnya secara utuh.

"Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," ujar Mayor Arm Ida Bagus di Denpasar, Bali, Senin (23/8) malam.

BACA JUGA: Ada yang Memelintir Ceramah Gus Baha untuk Adu Domba

Mayor Ida Bagus kemudian memaparkan penyebab awal terjadinya keributan agar tidak menimbulkan spekulasi berlebihan dari video viral tersebut.

Seorang pemuda disebut awalnya memukul bagian kepala Dandim 1609/Buleleng karena menolak swab antigen.

Akibatnya, secara spontan menyebabkan saling pukul antara aparat TNI lainnya dengan oknum masyarakat.

Dari adanya kejadian ini pelaksanaan swab antigen di Desa Sidetapa ditunda untuk sementara waktu sampai kondisi yang memungkinkan.

BACA JUGA: Ada Kabar Baik dari Presiden Terkait PPKM

Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan Dandim 1609/Buleleng kembali mengupayakan mediasi.

Namun karena situasi warga Desa Sidetapa sudah berkumpul, maka untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, mediasi kembali dilanjutkan.

Mediasi melibatkan keluarga oknum pelaku dengan melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Satu setengah jam kegiatan mediasi berlangsung, namun hasilnya belum ditemukan titik temu.

Hal ini karena dari pihak keluarga pelaku yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar.

"Karena situasi belum memungkinkan kegiatan Swab Test Rapid Antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," katanya.

Pihaknya menyayangkan kejadian ini, karena TNI sebagai bagian Satgas COVID-19 melakukan tugas atas perintah perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi.

Selain itu, karena adanya permintaan dari pihak aparat desa setempat.

"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas bahkan menantang dan membentak."

"Saat diberi tahu baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan dan saat ini sudah visum," katanya.

Dia menegaskan bahwa respons aparat TNI melakukan pemukulan balik ke warga bersangkutan tidak terlepas dari sikap spontan terhadap yang dialami Dandim, saat berusaha mengendalikan dan mengajak masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler