Heboh www.nikahsirri.com, Sebelumnya Aplikasi Ayopoligami

Minggu, 24 September 2017 – 07:14 WIB
Founder Nikahsirri.com, Aris Wahyudi, saat difoto di kawasan komplek Angkasa Puri, Jati Mekar, Jatiasih, Bekasi, Sabtu (23/9/17). FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Publik dibuat heboh dengan munculnya website www.nikahsirri.com. Sebelumnya juga ada aplikasi Ayopoligami yang juga bikin gempar publik.

Pertanyaan yang muncul kemudian, kenapa sampai ada orang yang membuat aplikasi atau layanan online di luar kelaziman itu?

BACA JUGA: Website www.nikahsirri.com Sudah Diblokir

Psikolog Dr Gazi Saloom menuturkan fenomena ini terkait dengan orang yang memiliki kecenderungan simplifikasi kognitif.

Orang-orang dengan kecenderungan itu, sering memecahkan masalah dengan simple.

BACA JUGA: Nikahsirri.com Bikin Komnas Perempuan Berang

Celakanya solusi yang dimunculkan terkadang menabrak kelaziman di masyarakat. ’’Ini adalah kreativitas. Tetapi kreativitas dalam tanda kutip,’’ jelasnya.

Dia mencontohkan untuk website www.nikahsirri.com itu, diklaim pembuatnya sebagai solusi seks bebas. Misalnya dalam pergaulan pacaran dan sejenisnya.

BACA JUGA: Pencetus Nikahsirri.com Blak-blakan, Simak Nih Pengakuannya

Gazi mengatakan pemecahan solusi seks bebas tidak bisa dibuat simple atau sederhana dengan nikah siri saja.

’’Atau perawan yang tidak punya uang, maka solusinya dilelang saja keperawanannya. Meskipun dengan akad nikah siri, itu diluar kelaziman,’’ tuturnya.

Menurut Gazi sering kali gagasan menyederhanakan persoalan itu bertabrakan dengan norma umum di masyarakat.

Psikolog yang mendalami radikalisme itu juga mengatakan, praktik terorisme sejatinya juga buntut dari simplifikasi atau penyederahanaan penyelaian masalah.

Untuk mengatasinya, ada dua pendekatan. Gazi mengatakan dalam jangka pendek pendekatan mengatasi persoalan ini adalah menutup akses informasi atau websitenya.

’’Keputusan Kementerian Kominfo memblokir itu sudah tepat,’’ jelasnya. Tidak hanya itu saja, pembuat website www.nikahsirri.com sebaiknya diajak diskusi untuk menggali pemikirannya. Sehingga tidak diulangi di kemudian hari.

Dia meyakini orang dengan kecenderungan menyederhanakan persoalan ini akan terus bermunculan. Dengan beragam inovasi masing-masing. Untuk mencegah jangka panjang, perlu dilakukan edukasi.

Orang-orang semacam ini perlu dibuka wawasannya. Sehingga bisa memecahkan masalah dengan komperhensif. (and/wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Arwah Pastikan Lelang Keperawanan jadi Program Partai Ponsel


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler