jpnn.com - TANJUNG SELOR – Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki karakteristik perbatasan yang rawan sengketa mengenai daerah perbatasan dengan negara tetangga. Bahkan muncul permasalahan-permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Bahkan beberapa kali pesawat Malaysia terdeteksi melewati batas udara Indonesia, tepatnya di wilayah Ambalat (Ambang Batas Laut). Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Utara, Indonesia.
BACA JUGA: Jokowi Sudah Sebut Nama Menteri yang Bakal Diganti, Siapa ya?
Terbaru, sebuah helikopter landing secara ilegal di wilayah perbatasan. Mendapat adanya informasi tersebut, kemudian dilaporkan komando atas. Kejadiannya Minggu (28/6) lalu (28/6) sekitar pukul 08.45 wita, telah mendarat secara ilegal tanpa izin sebuah helikopter milik Malaysia masuk wilayah perbatasan.
Asisten Intelijen (Asintel) Kosekhanudnas II Makassar, Kolonel Pnb Bambang Juniar Djatmiko mengungkapkan, helikopter dengan nomor seri 9M-YHM berwarna silver mendarat di Lapangan Helipad Pos Koki Pamtas RI-Malaysia Yonif 521/ Dadaha Yudha, RT 6 Kampung Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan (Patok 3), Kalimantan Utara.
BACA JUGA: Masih Ada Orang lain yang Terlibat
“Awak helikopter 2 orang dengan membawa penumpang berjumlah 3 orang. Registrasi helikopter 9M-YHM dan itu milik Malaysia. Landing di perbatasan memang tidak lama hanya 3 menit,” terang Bambang dilansir Bulungan Post (Grup JPNN.com).
Bambang menegaskan akan laporkan ke komando atas, dalam hal ini Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) II Makassar. Laporan tersebut akan diteruskan hingga ke Mabes TNI dan Kementerian Luar Negeri.
BACA JUGA: Bau Kotoran Ayam Sengaja untuk Samarkan Bau Mayat Angeline
“Selanjutnya akan buat nota protes untuk mempertanyakan perihal. Bila beralasan salah landing, sepertinya tidak mungkin. Apakah pilot tersebut tidak belajar mengenai luar wilayah suatu negara,” tegasnya.
Bila ada unsur provokasi, kecil kemungkinan karena membawa penumpang. Kronologisnya, pukul 08.43 wita terlihat helikopter oleh personel Pamtas RI-Malaysia Yonif 521/DY yang melintasi Pos Koki.
Pada pukul 08.45 wita, helikopter tersebut mendarat di helipad Pos Koki Pamtas RI-Malaysia Yonif 521/DY. Kemudian personel Pamtas mencoba mendatangi dan meminta awak beserta penumpang helikopter untuk turun dan dimintai keterangan.
Namun di dalam helikopter co-pilot memberikan isyarat untuk jangan mendekat dengan tanda menempelkan tangan di kaca depan helikopter. Personel Pamtas berhenti setelah mengetahui isyarat dari co-pilot, dikarenakan mesin serta baling-baling helikopter masih dalam kondisi menyala. Sekitar 3 menit, helikopter tersebut kembali take off dari lapangan helipad Pos Koki Pamtas Yonif 521/DY. Selama kegiatan berlangsung berjalan dengan aman dan lancar.
“Padahal menurut saksi mata (personel Pamtas), bahwa cuaca di Sebatik dalam kondisi cerah. Sama hal dengan kondisi cuaca di Makassar, kenapa sampai bisa salah landing. Meskipun tidak terlalu lama karena kondisi mesin (engine) belum mati,” tukasnya.
Bambang mengatakan kualitas pilot helikopter perlu dipertanyakan, seharusnya mengetahui titik koordinat saat akan landing. Atau mungkin ada unsur kesengajaan untuk mengecek perbatasan Indonesia. Keterangan dari pilot helikopter tersebut tak diperoleh karena personel tidak bisa konfirmasi secara langsung, dengan kondisi mesin masih menyala.
“Adanya kejadian ini perlu langkah antisipasi dan waspada di wilayah perbatasan. Satuan Radar, TNI-AL, Lanud tetap tingkatkan penjagaan. Apalagi belakangan ini banyak terjadi pelanggaran di wilayah udara maupun laut di perbatasan,” pungkasnya. (*/uno/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Bella Sophie yang Menempati Apartemen Udar Pristono
Redaktur : Tim Redaksi