jpnn.com - Helmi Sakti Desmoari Ilham, 18, memilki berat badan jauh di atas normal alias obesitas.
Sudah pasti, posturnya paling menonjol di kelasnya, XII-Multimedia SMK Negeri 11 Semarang, Jateng.
BACA JUGA: 5 Penyebab Melonjaknya Berat Badan
Sebenarnya tinggi badannya hanya 162 sentimeter. Namun yang membuatnya menonjol adalah berat badannya yang mencapai 135 kg, saat usianya kini baru 18 tahun.
Meski demikian, Helmi merasa enjoy dan tidak minder. Bahkan, meski kerap dipanggil “Ndut”, ia tetap percaya diri mengejar cita-citanya menjadi seorang masinis.
BACA JUGA: Gagal Menurunkan Berat Badan? Ini 4 Biang Keroknya
"Teman-teman kalau manggil saya Ndut. Ya, ndak masalah. Saya tetap enjoy aja," katanya santai saat ditemui Jawa Pos Radar Semarang, Sabtu (10/2).
Nama Helmi sendiri cukup populer di sekolahnya. Ia juga mudah bergaul dengan siapa saja. Laki-laki maupun perempuan. Helmi juga dikenal humoris.
BACA JUGA: Ingin Menurunkan Berat? Makanan ini Harus Masuk Daftar Menu
Baginya, lingkungan sekolah merupakan keluarga kedua, setelah keluarganya di rumah yang tinggal di Jalan Karangrejo 5 Banyumanik, Semarang.
“Kalau pulang sekolah gak dijemput ya bareng-bareng sama teman-teman. Kadang naik angkot, kadang mbonceng kendaraan teman, kadang ya jalan kaki. Rumah saya kan tidak jauh dari sekolah,” akunya.
Helmi mengaku, memiliki badan jumbo sejak usia Taman Kanak Kanak (TK). Berat badannya terus melebar saat duduk di bangku SD Negeri Banyumanik 2 Semarang.
“Sejak usai 4 tahun, sudah gendut. Waktu SD, badan saya kelihatan paling besar sendiri,” katanya.
Diakui, sejak kecil, dirinya doyan makan. Bahkan, ia akan rewel sejadi-jadinya jika permintaan makanan kesukaannya tidak dituruti. Menurut Helmi, makanan yang paling dimintanya adalah mi instan.
"Kalau dulu sering makan banyak, sering rewel kalau tidak dibuatkan Indomie. Biasanya saya makan 2 bungkus Indomie sama 2 butir telor. Selain itu, saya paling suka nasi rawon, kering tempe, dan minum es teh manis," terangnya.
Menginjak kelas IX SMP, berat badan Helmi mencapai 80 kg. Padahal saat itu ia sudah membatasi makan nasi. Setiap hari, Helmi hanya mengonsumsi 3 centong nasi. Namun berat badannya terus melonjak.
"Kalau makan nasi 3 centong saja, kadang nambah 2 centong. Tapi, sama ngemil jajanan sih," ujar putra sulung pasangan Agung Waluyo, 41, dan Sri Rahayu Sulistyorini, 38 ini.
Kakak dari Delphi Alya, 15, ini mengaku, saat masih kecil sudah disarankan diet oleh keluarganya. "Dulu sering ditegur setiap hari, supaya diet. Pernah diajak pakde ke Herbal Life. Pernah juga dibawa ke dokter untuk ngecek. Kata dokter, saya tidak apa-apa, cuma pola makan harus diatur," katanya.
Helmi sendiri telah berusaha menurunkan badannya dengan cara berpuasa setiap Senin dan Kamis. Namun usaha tersebut tidak berjalan lama.
Menurut Helmi, setelah selesai berpuasa, nafsu makannya justru semakin tinggi. "Pernah puasa Senin-Kamis waktu SMP kelas IX (kelas 3). Waktu itu berat badan saya 80 kg cuma berkurang 3 kg. Tapi habis puasa, makan terus," ujarnya sambil tersenyum.
Tak heran, saat awal masuk SMK Negeri 11 Semarang, berat badan Helmi tembus 147 kg atau hampir 1,5 kulintal. Dari sini, ia berupaya mengurangi berat badannya hingga berhasil turun menjadi 135 kg.
"Kalau makan cuma seperempat centong nasi. Kalau nambah ya hanya sayurnya saja. Tapi biasanya kalau masih terasa lapar, saya banyak minum air putih," kenangnya.
Helmi juga berkeinginan memiliki berat badan ideal seperti remaja lainnya. Sebab, dengan ukuran badan jumbo, ia kesulitan naik motor sendiri.
Padahal sebenarnya Helmi sudah bisa mengendarai motor. Praktis, kalau pergi bermain, ia terpaksa nebeng temannya.
"Pengin juga seperti teman-teman lainnya, bisa ke sana kesini naik motor sendiri. Dulu waktu SMP, saya pernah jatuh saat naik motor sendiri, jadinya masih trauma," ujarnya.
Meski demikian, Helmi tetap bersyukur selalu diberikan kesehatan. Kini, ia terus berusaha menurunkan berat badannya hingga ideal.
"Berat badan ideal saya itu 60 kg. Sekarang saya rutih olahraga. Sabtu sama Minggu pagi rutin sepedaan. Ngemilnya sekarang buah pepaya," katanya.
Ia bersemangat menurunkan berat badan, selain demi kesehatan, juga untuk mengejar cita-citanya melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) jurusan teknik informatika. Selain itu, ia juga bercita-cita menjadi seorang masinis kereta api.
"Pengin jadi masinis. Sejak kecil saya sering diajak keluarga naik kereta api saat pergi ke rumah nenek di Jakarta," akunya.
Guru staf kurikulum SMK Negeri 11 Semarang, Muryani, menuturkan, Helmi dikenal sebagai siswa yang supel dan mudah bergaul. Ia juga sangat disukai teman-temannya. Apalagi Helmi cukup humoris dan selalu ceria.
"Anaknya supel dan pede banget. Tidak pernah dia mendapatkan perlakuan tidak enak dari temannya. Misalnya, diejek atau dibully, tidak pernah," katanya. (mha/aro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Melawan Fatphobia di Kiblat Mode Dunia
Redaktur & Reporter : Soetomo