Hendak ke Berau, Turun di Tarakan

Selasa, 14 Oktober 2014 – 13:50 WIB
Kondisi Bandara Kalimarau Berau yang diselimuti kabut asap. Foto: Berau Post/JPNN

jpnn.com - BALIKPAPAN  -  Dampak dari kabut asap yang menyelimuti wilayah Balikpapan belakangan ini, membuat beberapa maskapai nasional tidak bisa terbang. Tidak hanya delay, beberapa pesawat bahkan harus membatalkan penerbangan dari Bandara Internasional Sepinggan menuju Berau. Namun, bagi penumpang yang ingin tetap berangkat harus turun di Bandara Juwata Tarakan.  

Garuda Indonesia misalnya. Mereka memilih tidak memberangkatkan pesawat menuju Bandara Kalimarau Berau, sejak Jumat (10/10) hingga Senin (13/10) kemarin karena jarak pandang hanya sekitar 2 kilometer.

BACA JUGA: Miliki Sabu 1,35 Gram, Pelamar CPNS Ini Dipastikan Dicoret

“Pihak Bandara Kalimarau Berau memprediksi besok (hari ini, Red) jarak pandang sudah berada di 3,5 kilometer. Kami berharap sudah normal,” kata Wahyu Eko Prayitno, Station Manager Garuda Indonesia Balikpapan dilansir Kaltim Post (Grup JPNN.com), Selasa (14/10).

Wahyu menambahkan, keputusan penghentian penerbangan ini demi keselamatan penumpang. Meskipun pesawat dipaksakan berangkat, penerbangan itu menjadi ilegal.

BACA JUGA: Mahasiswa Galang Dukungan Rakyat Tolak Pilkada Lewat DPRD

“Sebagai referensi, beberapa pesawat carter yang berangkat pun harus kembali lagi,” ucapnya.

Konsekuensinya, Garuda harus menerima komplain dari penumpang. Pihaknya memberi alternatif untuk mendarat di Tarakan.

BACA JUGA: Gelar Pilkada Touna, Tunggu Perintah KPU Pusat

“Namun sebagian besar penumpang menolak, hanya sebagian kecil yang mau berangkat,” beber Wahyu.

Menurut Wahyu, penerbangan ke Bandara Juwata bisa dilakukan karena sudah dilengkapi sistem navigasi Instrument Landing System (ILS). Sehingga, untuk jarak pandang dua kilometer, bandara tersebut masih legal terbang. Sementara, Bandara Kalimarau masih menggunakan sistem navigasi viewer yang memiliki jarak pandang 3,5 kilometer.

“Sebenarnya Balikpapan juga rendah jarak pandangnya. Contohnya, kemarin jarak pandang hanya 800 meter tapi sistem navigasinya canggih, jadi tetap bisa terbang,” jelas Wahyu.                       

Sriwijaya Air juga harus menghentikan penerbangan menuju Berau. Menurut District Manager Balikpapan Ery Soehaeri, pihaknya telah menyarankan para penumpang untuk turun di Tarakan.

Setelah itu, mereka bisa melanjutkan dengan moda transportasi lain, menggunakan speedboat ke Tanjung Selor, Bulungan. Perjalanan itu ditempuh sekitar dua jam dengan harga tiket Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Sesampainya di Tanjung Selor, penumpang bisa menuju Berau dengan moda transportasi darat dengan lama perjalanan 2-3 jam, biaya perjalanan sekira Rp 100 ribu.

“Kami siap membantu untuk mengakomodasi para penumpang terkait reservasi alternatif moda transportasi lain ke Berau dengan bantuan dari rekan-rekan Sriwijaya Air District Tarakan,” terang Ery.

Menurut Ery, selama kondisi jarak pandang belum memenuhi standar minimum penerbangan, pihaknya tidak akan memberangkatkan pesawat meskipun mereka menelan kerugian.

“Sebab, keselamatan setiap penumpang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak kami,” pungkasnya. (*/hsw/zal/k14)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Dapat NIP, CPNS Harus Bayar Rp 25 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler