Hendrawan Mengingatkan Presiden Jokowi Soal Hasil Survei

Minggu, 15 Agustus 2021 – 22:55 WIB
Ilustrasi - Anggota DPR Hendrawan Supratikno. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR Hendrawan Supratikno mengingatkan Presiden Joko Widodo tidak cepat puas dengan hasil survei yang menyebut kinerja pemerintah cukup baik.

Hendrawan mengajak pemerintah menjadikan hasil survei tersebut sebagai vitamin agar kinerja ke depan makin baik.

BACA JUGA: Orang Bekasi Perlu Baca Sejarah ini, Penting!

Dia mengingatkan, tantangan bisa saja makin berat karena dampak pandemi Virus Corona COVID-19 masih terus mengintai.

"Situasi kondisi yang dihadapi tidak mudah. Dalam situasi kondisi ini, hasil survei yang baik tentu harus dijadikan vitamin untuk bekerja lebih keras. Good is not enough when better is possible," ujar Hendrawan dalam keterangannya, Minggu (15/8).

BACA JUGA: Siti Zuhro Berharap Presiden Bahas Hal ini Pada Pidato Kenegaraan

Hendrawan mengomentari hasil survei Charta Politika Indonesia yang menyebut 62,4 persen responden puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf di masa pandemi.

Survei pada 12-20 Juli, melibatkan 1.200 responden di seluruh wilayah Indonesia.

BACA JUGA: Kisah Haru Perjuangan Anak Tukang Cukur Lulus Jadi Taruna Akmil TNI AD

Hendrawan mengatakan tidak ada penyebab tunggal kepuasan masyarakat terkait hasil survei tersebut.

Menurut dia, salah satu faktor yang membuat masyarakat optimistis adalah terkendalinya situasi kondisi sosial politik.

Dia mengapresiasi sinergitas TNI dan Polri yang berhasil menjaga stabilitas keamanan.

Hendrawan juga menyoroti pernyataan miring yang sampai meminta Jokowi mundur.

Menurutnya, hal itu muncul dari kelompok yang mau memanfaatkan situasi kondisi untuk keuntungan politik partisan.

"Di mana-mana selalu ada kelompok-kelompok tersebut," ucapnya.

Sementara itu, aktivis politik Irma Suryani Chaniago mengatakan usaha pemerintah dalam menyelaraskan pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19 dan pertumbuhan ekonomi membuahkan hasil baik.

Irma menilai kinerja pemerintah dalam menetapkan regulasi yang kemudian mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sekaligus menurunkan kasus COVID-19 secara terukur dengan percepatan pelayanan vaksinasi, menjadi salah satu indikator kesuksesan kinerja pemerintah.

Irma mengingatkan bahwa kasus COVID-19 merupakan pandemi.

Bukan cuma Indonesia yang kesulitan memutus mata rantai penyebarannya.

Sejauh ini, semua negara di dunia masih belum mampu menyelesaikan pandemi.

"Saat ini Indonesia alhamdulillah mulai bisa step by step memutus mata rantai penyebarannya, tetapi ekonomi tidak ambruk, bahkan pertumbuhannya semakin baik. Tentu dengan demikian makin tidak ada satupun alasan yang dapat menjatuhkan Jokowi," ucapnya.

Menurut Irma, kelompok yang menilai pemerintah gagal dan meminta Jokowi mundur itu tidak bekerja.

Hanya bisa mempolitisasi kesulitan negara dan bangsa.

Dia yakin desakan Presiden Jokowi mundur tidak mempengaruhi kinerja pemerintah.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 tumbuh sebesar 7,07 persen (yoy), tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Ini sekaligus mencatatkan rekor pertumbuhan triwulan tertinggi sejak Krisis Subprime Mortgage, bahkan lebih tinggi dari negara lain.

Pertumbuhan tersebut dicapai pada saat kasus aktif COVID-19 rata-rata selama triwulan II-2021 yang tercatat sekitar 113.218 kasus.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler