Hendrawan Sebut Hal ini Jadi Tantangan Terbesar Indonesia

Selasa, 17 Agustus 2021 – 12:03 WIB
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno. (ANTARA News/Ida Nurcahyani)

jpnn.com, JAKARTA - Politikus senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menyebut Indonesia menghadapi berbagai tantangan memasuki usia 76 tahun kemerdekaan.

Salah satu tantangan terbesar adalah bersiap menyongsong 2045.

BACA JUGA: Presiden Instruksikan Harga PCR Turun, Polisi Harus Turun Tangan

Menurutnya, Indonesia memiliki modal untuk menghadapi tantangan tersebut, yakni semangat persatuan dan kebersamaan.

"Tantangan terbesar kita menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka pada 2045 adalah melakukan transformasi dalam segala bidang," ujar Hendrawan dalam keterangannya, Selasa (17/8).

BACA JUGA: Wacana Amendemen UUD 1945 Kembali Menghangat, NasDem Singgung Pemakzulan

Hendrawan kemudian menjabarkan tantangan yang dimaksud.

Antara lain di bidang ekonomi, tantangannya adalah transformasi struktural dari ekonomi agraris untuk menuju ekonomi industri.

BACA JUGA: Hamdi Sebut Bung Hatta Tokoh Legenda yang Berintegritas

"Menjadi ekonomi mandiri yang memiliki ketahanan tinggi dalam bidang energi, pangan, kesehatan, dan finansial," ucapnya.

Sedangkan tantangan di bidang sosial politik, menurut dia, bangsa ini mempunyai modal sosial yang kuat, yaitu Pancasila.

Namun, hal ini menjadi tantangan, bagaimana caranya nilai-nilai Pancasila bisa diterjemahkan dalam kehidupan nyata.

"Bukan hanya semarak pada dataran retorika," katanya.

Hendrawan menyebut dalam bidang pendidikan Indonesia harus mampu melahirkan generasi yang kritis, melek teknologi, memiliki etos kerja tinggi dan memiliki jiwa kewirausahaan.

"Masyarakat industri membutuhkan technopreneur yang mampu menciptakan nilai tambah tinggi pada kekayaan alam dan budaya yang kita miliki," tuturnya.

Hendrawan berharap Indonesia ke depan dapat menjadi negara menengah ke atas yang sudah mentas dari negara konsumen menjadi negara produsen.

"Ekonomi sudah digerakkan oleh kekuatan inovasi," tuturnya.

Sementara itu, ulama yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menilai kesetaraan dalam ekonomi menjadi salah satu tantangan bangsa ke depan.

Sumber daya alam tidak boleh hanya dinikmati dan dimiliki oleh segelintir orang.

"Oleh karena itu, tugas pemerintah untuk bagaimana membuat kebijakan yang bisa mengangkat bangsa Indonesia ini ekonominya maju," ucapnya.

Tantangan berikutnya, memastikan batas kecukupan atau kekayaan bagi setiap warga negara.

Ketika memutuskan kebijakan UMR harus benar-benar dihitung sehingga memang cukup untuk kehidupan rakyat.

Dia menilai pemerintah harus bisa mengatasi kemiskinan dan memastikan kepemilikan publik berjalan dengan baik.

"Jangan sampai kalah kepemilikannya dengan individu-individu. Artinya ketika kebutuhannya untuk publik ya harus diutamakan," kata dia.

Dia melihat baru sekitar 3,6 persen rakyat Indonesia yang menjadi pengusaha. Untuk bisa menjadi negara maju, dia menilai jumlah warga Indonesia yang menjadi pengusaha harus bertambah.

"Amerika Serikat 11 persen, Singapura 7 persen, Malaysia 6 persen, dan Indonesia 3,6 persen. Itu harus naik," kata dia.

Kemudian, dia melihat persatuan dan kebersamaan bangsa Indonesia masih terkendali dengan baik. Menjaga persatuan dan kebersamaan jadi tugas seluruh rakyat.

Ada pun suara kritis selama masih terkontrol, menurut dia, menjadi vaksin agar bangsa ini kuat.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler