Tidak seperti pada saat masih jaya, bos mobil pemadam kebakaran (damkar) Hengky Samuel Daud kini kondisinya benar-benar terpurukKulit wajahnya mulai mengkerut
BACA JUGA: Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana
Tubuh bos agen tunggal sejumlah merk mobil damkar itu kini kurus, setidaknya dibandingkan sebelum dia berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)------------------------------------
Sutomo Sjamsu, Jakarta
------------------------------------
LAYAKNYA bos-bos yang tersangkut kasus korupsi, Daud juga merasa tidak bersalah
BACA JUGA: Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto
Kepada JPNN yang secara kebetulan bertemu dia di pintu keluar tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (6/8), Dirut PT Satal Nusantara dan PT Istana Sarana Raya itu menceritakan sejumlah hal, terkait perkara yang sedang dihadapiBACA JUGA: Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto
Pria berambut cepak yang sempat menjadi buronan KPK itu berkali-kali menyatakan dirinya tidak bersalah.Kok merasa tidak bersalah? "Saya ini pengusahaKalau kontrak pengadaan mobil damkar 10 unit, ya saya kasih 10 unitKalau minta 10 saya kasih delapan, itu baru bisa dikatakan saya mencuriSaya menjadi agen tunggal sejak 1992, tapi kok baru sekarang diributkan?" ujar pria yang ditangkap KPK di kediamannya, kawasan Pondok Indah, Jakarta, Selatan, 19 Juni 2009, itu.
Dengan penuh semangat, Daud juga menjelaskan, kalau ada perbedaan harga mobil damkar dibanding harga pasaran, itu disebabkan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah yang berpengaruh kepada harga dasarDia bahkan pamer bahwa dirinya suka beramalDari keuntungan yang dia dapat, sebagian katanya disumbangkan untuk masjid dan gereja"Banyak sekali proposal untuk pembangunan masjid dan geraja, dan saya membagi-bagi (keuntungan dari penjualan mobil damkar, red)," ucapnya bangga.
Dia juga membantah bila dikatakan dirinya bermodal radiogram yang ditandatangani Dirjen Otda Depdagri, Oentarto Sindung MawardiKatanya, banyak sekali daerah yang juga membeli dagangannya, tanpa ada pengaruh radiogramDia memberi contoh Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang membeli mobil damkar merk Morita"Di radiogram itu tidak ada menyebutkan merk Morita, tapi toh sejumlah daerah tetap mau beli MoritaKok saya yang disalahkan," ucapnya lagi.
Bagaimana tanggapannya mengenai Oentarto yang kini sudah berada di tahanan LP Cipinang? "Saya kasihan kepada Pak OentartoDia tidak bersalahBeliau hanya pejabat teknis," ujarnyaLantas siapa yang salah? Dia tidak menyebutkan nama"Saya tak mau menyalahkan siapa-siapaSaya tidak mau posisi saya semakin sulit," ucapnya lirih.
Dalam berbagai kesempatan, Oentarto mengaku mendapat instruksi dari Mendagri Hari Sabarno untuk menerbitkan radiogram pengadaan mobil damkarMasih menurut Oentarto, untuk memuluskan pengadaan mobil damkar di sejumlah daerah, dia diperkenalkan Hari dengan DaudLantas, Oentarto menandatangani radiogram, yang belakangan dijadikan 'modal' bagi Daud untuk melobi sejumlah kepala daerahPenandatangan radiogram itu, kata Oentarto, terpaksa dia lakukan karena ditodong pistol jenis barreta oleh Daud.
"Tidak betul saya menodong Pak OentartoDia orang baik," ujar DaudHanya saja, dia tidak bercerita bagaimana hingga bisa mendapatkan radiogram kontroversial ituHari Sabarno sendiri berkali-kali berkelit mengenai kasus iniPensiunan jenderal itu mengaku tidak tahu menahu mengenai penerbitan radiogram itu.
Mengenai fasilitas bebas bea masuk impor mobil damkar yang diperolehnya, Daud mengatakan, fasilitas seperti itu memang sudah biasa diberlakukan"Kalau end user-nya adalah pemerintah, memang itu bebas bea masukBerbeda kalau end user-nya pihak swasta, tetap kena bea masuk," jelasnyaDia mengatakan, aturan mengenai pembebasan bea masuk tersebut diteken menteri keuangan.
Seperti diketahui, ulah Daud telah menyebabkan sejumlah kepala daerah dan wakil kepala daerah berurusa dengan KPKSebagian sudah menjadi terpidana, seperti Wali Kota Medan Abdillah, Wakil Wali Kota Medan Ramli, mantan Wali Kota Makassar Amiruddin Baso Maula, mantan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, mantan Gubernur Riau Saleh Djasit, dan pemimpin proyek mobil damkar Kalimantan Timur Ismet RusdaniSaat ini, beberapa kepala daerah juga masih mondar-mandir ke gedung KPK guna ditelisik pengadaan damkar di daerahnya.
Ambil contoh kasus Medan, apa komentar Daud? "Saya tidak pernah ngasih duit ke Pak AbdillahSama sekali tidak pernahPengadaan di Medan itu prosesnya benar-benar dari bawah," terang DaudAbdillah sendiri saat ini masih berada di tahanan Polda Metro Jaya, satu blok dengan DaudHanya saja, Daud tidak mau menyebutkan siapa saja pejabat di Pemko Medan yang kecipratan uang hasil keuntungan menjual damkar di Pemko MedanDaud menjelaskan, damkar di Pemko Medan tidak ada kaitannya dengan radiogramKatanya, jenis damkar merk Morita bertangga tinggi yang dibeli Pemko Medan tidak disebutkan di radiogram.
Informasi yang diperoleh JPNN, Daud sempat meminta maaf kepada AbdillahAbdillah sendiri bermurah hati kepada DaudKalau Daud ingin makan 'enak', seringkali Abdillah mengulurkan tangannyaApa Daud sudah bangkrut sehingga tidak mampu membeli makanan enak? "Semua rekening pribadi saya diblokir KPKSaya tak pernah pegang duitKalau Abang berkenan, boleh saya minta uang untuk makan?" ujar Daud mengibaBegitu diberi Rp50 ribu, berkali-kali dia mengucapkan terimakasih"Bisa buat makan dua hari," ujarnya entengPihak keluarganya pun jarang membesuk, karena ada pihak luar yang katanya memberi informasi menyesatkan ke istrinya"Saya difitnah punya istri lagi," ujarnya.
Dengan alasan sudah tidak punya duait itu pula, dia tidak bisa menyewa pengacaraAlasan lain, dia percaya KPK bakal menegakkan keadilan"Saya ibaratkan, KPK itu tangan TuhanTangan Tuhan pasti Kudus dan dimuliakanTangan Tuhan akan menilai saya tidak bersalah." Dia mengatakan kalimat itu hingga dua kali.
JPNN tidak sengaja bertemu dengan DaudRencana awal, JPNN ingin bertemu dengan AbdillahHanya saja, Abdillah sangat sibuk menerima puluhan tamunya yang hilir mudik silih bergantiSaat JPNN berada di ruang tunggu, sekitar 20-an warga Medan, sebagian ibu-ibu, mengunjungi Abdillah"Ya beginilah AbangKadang hingga malam menerima tamu, sebagian besar dari Medan," ucap Abdillah kepada JPNN, ketika keluar dari ruangannya untuk shalat asharKarena sudah menjelang petang, JPNN langsung pamitan.
Tidak disangka, ketika keluar bertemu dengan Daud, yang baru tiba dari gedung KPK untuk menjalani pemeriksaanDaud tampak tidak sehat"Pemeriksaan dibatalkan karena saya sakitIni saya dikasih jaket oleh penyidik KPK," ujar Daud sembari menunjukkan jaket hitam ituBerkali-kali, dia batuk(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazly Hilmy PhD, Pelopor Berdirinya Bank Jaringan di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi