Henni Gusfa Dorong Perubahan Kurikulum Dalam Perspektif Global

Sabtu, 19 September 2020 – 18:00 WIB
Pengajar Magister Ilmu Komunikasi sekaligus Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, Dr. Henni Gusfa. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Pengajar Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, Dr. Henni Gusfa mengusulkan perlunya merancang kembali kurikulum agar dapat mengikuti perkembangan dalam perspektif global. Dengan begitu, menurut Henni, basis kurikulum kita adalah pada kurikulum global.

Lebih lanjut, Henni menjelaskan isu global dimaksud berkaitan dengan isu kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan. Isu tersebut, kata dia, membuat satu dengan yang lainnya saling menghargai. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada diskriminasi hanya karena perbedaan warna kulit, agama, dan lainnya. Hal ini diharapkan masyarakat dapat hidup menjadi lebih harmonis.

BACA JUGA: Saat Kegiatan Rektor Menyapa, Profesor Ngadino Surip Apresiasi Kepada Mahasiswa UMB

“Isu ini menjadi isu bersama dibahas di belahan dunia baik Asia dan Eropa. Dengan adanya pemahaman yang sama maka interaksi menjadi bagus. Interaksi itu adalah perekat,” kata Henny Gusfa saat berbincang-bincang dengan JPNN di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

“Itu yang membuat kita hidup bersama. Itu yang membuat kita mampu untuk membuat inovasi, negosiasi enak, tawar-menawar dan pertukaran ide dan gagasan jadi enak. Disitulah dimungkinkan produk-produk budaya lokal juga makin dikenal,” kata peraih Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran, Bandung ini.

BACA JUGA: PPM UMB, Prof Mudrik Dorong Kegiatan Bermanfaat Bagi Masyarakat

Identitas Global

Henni yang juga Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Mercu Buana menambahkan kalau membahas komunikasi, misalnya, maka komunikasi global tentang konsep diri yang hadir pada dunia global adalah identitas global.

BACA JUGA: Program Magister Ilmu Komunikasi UMB Resmi Berakreditasi A

“Jadi kurikulum itu tidak hanya berbicara pada industri Indonesia saja, tetapi sudah bertaraf dunia,” katanya.

Menurut Henni, menegaskan kurikulum harus diubah. Dia mencontohkan, kurikulum di Universitas Mercu Buana sudah diubah dengan berbasis pada OBE (Outcome Based Education).

Dengan berbasis OBE, maka pembejaran menekankan pada project. Artinya anak atau mahasiswa itu tidak sekadar tahu tetapi mendalam,” katanya.

Lebih lanjut, Henni menjelaskan kurikuluk berbasis OBE itu memiliki prasyarat yang harus dipenuhi. Di antaranta pengajar atau dosen harus profesional dimana memahami project anak/mahasiswa. “Metode pengajaran, tidak bisa hanya PPT lalu selesai,” katanya.

Menurut Henni, metode belajar yang dikembangkan yaitu Blended Learning. Artinya tidak hanya POST atau E-learning tetapi juga menggunakan aplikasi lainnya sehingga peserta didik merasa nyaman dan tidak merasa diintimidasi.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler