Heppy Trenggono: Silatnas Ajang Silaturahmi Pengusaha Muslim

Minggu, 07 November 2021 – 20:01 WIB
Presiden IIBF Heppy Trenggono. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 500 orang anggota dan simpatisan Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) akan mengikuti Silatnas XII IIBF bertemakan ‘Mengambil Tanggung Jawab di Era Pandemi” yang digelar 12-13 November mendatang di Kaliurang, Sleman, Provinsi dI Yogyakarta.

Silatnas XII IIBF yang digelar untuk kedua belas kalinya ini berbeda pada dengan sebelumnya. Sebab tahun ini Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Alumni IMM Gelar Silatnas Teguhkan Kontribusi untuk Indonesia Maju

“Silatnas XII IIBF adalah ajang silaturahmi dan membangun semangat kekeluargaan dengan seluruh pengusaha muslim. Selain itu juga untuk memperkokoh persaudaraan, merapatkan barisan dan merekatkan ukhuwah kader-kader seluruh Indonesia," kata Presiden IIBF Heppy Trenggono kepada wartawan, Minggu (7/11/2021).

Menurut dia, peserta Silatnas XII IIBF berasal dari seluruh Indonesia. Di antaranya Lampung, Palembang, Jakarta, Kalimantan, Pekalongan, Malang, Sidoarjo, Banyuwangi, Purworejo, Tuban Bandung, dan lain-lain.

BACA JUGA: Jelang Silatnas Lingggarjati, Bhimma: Honorer K2 Jangan Menyerah

“Kader IIBF diharapakan menjadi leader yang dapat memimpin dan mengambil peran kebaikan. Di samping itu kader IIBF juga harus menjadi pemimpin kebangkitan ekonomi diera pandemi ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Heppy Trenggono, ada dua hal mendasar yang harus dipecahkan agar yang diharapkan, captive bangsa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi untuk umat dan untuk anak-anak bangsa.

BACA JUGA: Sinyal dari Istana, Panglima TNI Setelah Jenderal Andika Bisa dari TNI AL

Pertama, kata Heppy, persoalan struktural ekonomi. Berbagai masalah mendasar dan sistematis, disadari atau tidak terus mengikat kita pada keterpurukan ekonomi.

Secara struktur ekonomi kita berat karena kebijakan pemerintah yang masih lemah dalam membela produk dan karya anak bangsa sendiri. Ketimpangan ekonomi yang lebar juga dampak nyata dari persoalan struktural ekonomi di Indonesia.

Kedua, menurut dia, adalah persoalan kultural ekonomi. Kesadaran masyarakat untuk melek ekonomi masih sangat rendah. Selain itu, mentalitas untuk membela dan membeli produk anak bangsa masih sangat minim.

“Tidak ada negera maju yang tidak membela produknya, apa itu Amerika, Inggris, China sekalipun, karena membela produk dan jasa anak bangsa sendiri adalah faktor penting dalam mengatasi berbagai persoalan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.

Tokoh perubahan tahun 2011 ini menambahkan, dengan membeli produk anak bangsa maka akan tumbuh industri di negara ini. Di samping itu juga akan muncul UMKM serta akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Heppy Trenggono menjelaskan Gerakan Beli Indonesia merupakan solusi dari masalah perekonomian bangsa yang menjadi tanggungjawab kita bersama.

“Menjadi sebuah gerakan bersama menjelaskan bahwa dirinya merasa bahagia bahwa belakangan ini tema kedaulatan ekonomi ramai menjadi bahan diskusi dan kajian di tengah badai globalisasi,” katanya.

Mengapa demikian, lanjutnya, kondisi ekonomi kita berbanding terbalik dengan narasi indah yang ditawarkan globalisasi, amanat pasal 33 UUD 1945, ekonomi kerakyatan kian porak poranda.

Heppy Trenggono menuturkan, Gerakan Beli Indonesia mengandung 3 sikap perjuangan bangsa Indonesia, yaitu; membeli produk Indonesia sebagai bangsa Indonesia yang memiliki pembelaan terhadap bangsanya, Membela Bangsa indonesia dan menghidupkan semangat persaudaraan.

"Kita harus bersatu padu membangun bangsa Indonesia dengan semangat persaudaraan dengan semboyan, 'Saya ada untuk kamu, kamu ada untuk saya, dan kita ada untuk saling tolong-menolong," ujar Pimpinan Nasional Gerakan Beli Indonesia ini.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler