jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mendorong lembaga keuangan syariah berkolaborasi dengan industri halal.
Menurut Hergun -panggilan Heri Gunawan, lembaga keuangan syariah bisa menyediakan pembiayaan, sedangkan pelaku industri halal sebagai nasabah setianya.
BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Apresiasi BPJS Ketenagakerjaan Hadirkan Layanan Syariah di Aceh
Hal itu disampaikan Hergun saat menjadi keynote speech dalam webinar nasional ekonomi dan keuangan syariah di Jakarta, Kamis (3/12).
Dia mengatakan ekonomi dan keuangan syariah telah menunjukkan fundamental yang kokoh dan tetap tangguh, meskipun di tengah pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Kalimat Ibu Rodiah yang Diteror dan Dipolisikan 5 Anaknya, Bikin Terenyuh
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan sektor halal value chain (HVC) utama seperti pertanian dan pangan tetap positif dan juga di atas pertumbuhan PDB, meskipun sektor lain khususnya sektor pariwisata mengalami kontraksi.
"Pertumbuhan sektoral ini diperkuat dengan peningkatan konsumsi e-commerce pada produk halal. Jadi, sudah sepatutnya lembaga keuangan syariah berkolaborasi dengan industri halal," kata Hergun.
BACA JUGA: Pimpinan KPK Ini Blak-blakan soal Kenaikan Harta Kekayaannya, Hmmm
Webinar itu dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng dan Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara serta sejumlah pembicara.
Kapoksi Gerindra di komisi bidang keuangan itu meyakini kolaborasi yang saling menguntungkan akan mempercepat pertumbuhan lembaga keuangan syariah dan industri halal.
Terlebih lagi, di sektor industri keuangan syariah, penyaluran pembiayaannya relatif stabil di masa pandemi.
Kondisi itu menurutnya juga didukung oleh tingkat non-performing finance yang rendah, serta nilai aset, dana pihak ketiga, dan rasio kecukupan modal yang relatif stabil.
"Selain itu, fundamental pasar modal syariah dan industri keuangan non bank syariah masih terjaga dengan baik," ujar Hergun.
Wakil ketua Fraksi Gerindra DPR itu juga mengatakan di pasar modal syariah global, Indonesia merupakan kontributor utama penerbitan sukuk di pasar internasional, dengan 23,11 persen dari penerbitan global atau total USD 23,65 miliar.
BACA JUGA: Jokowi Sindir Kapolres yang Sowan ke Ormas Perusuh, Siapa Dia?
"Di tengah ketidakpastian kondisi pasar global akibat Covid-19, pada Juni 2021, pemerintah telah menerbitkan Sukuk Hijau berdaulat (Sovereign Green Sukuk) di pasar global senilai USD 750 juta," ujar Hergun. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam