jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron mengatakan kekhawatiran pekerja atau buruh bukan saja tidak mendapat tunjangan hari raya (THR) tetapi justru jika situasi covid-19 tidak kunjung teratasi, maka kemungkinan besar akan terjadi gelombang PHK (pemutusan hubungan kerja), yang secara sporadis saat ini pun sudah terjadi.
Herman berharap stimulus dan insentif pemerintah akan dan sedang digulirkan saat ini, dapat mengatasi semua masalah yang timbul akibat dampak covid-19 ini. Namun selebihnya dikembalikan kepada kebijakan perusahaan.
BACA JUGA: Tiga Tuntutan FSPMI Saat Momentum Peringatan Hari Buruh Internasional
Hal itu disampaikan Herman Khaeron saat diminta tanggapannya terkait Hari Buruh Internasional yang diperingati hari ini, Jumat (1/5/2020).
Lebih lanjut, Herman yang juga Ketua DPP Partai Demokrat 2020-2025 ini menekankan pentingnya penguatan eksistensi buruh ketika situasi ekonomi terkena badai seperti saat ini.
BACA JUGA: Harapan Rejo Institute Jelang Peringatan Hari Buruh di Tengah Pandemi Corona
Herman menilai buruh adalah pihak yang selalu termarginalkan. Di kala untung perusahaan yang menikmati, tetapi ketika ada masalah buruhlah yang merasakannya.
“Padahal kehadiran mereka adalah menjadi instrumen penting dalam industri. Di negara maju, pekerja/buruh adalah subjek dalam produksi, sehingga dapat menentukan dalam kebijakan perusahaan, namun di negara kita masih banyak perusahaan menganggap buruh adalah mesin produksi,” ungkap Herman.
BACA JUGA: Buruh China Berkuasa di Indonesia?
Pada kesempatan itu, anggota Komisi VI DPR RI ini juga mendorong lahirnya konsepsi hubungan industrial antara pengusaha dan buruh sebagai mitra strategis.
Herman yakin usulan tersebut bisa diwujudkan sepanjang regulasi pemerintah pro terhadap buruh. “Inilah yang diperjuangkan oleh teman-teman serikat pekerja, selain tingkat kelayakan pendapatan, jaminan kesehatan, dan tunjangan hari tua,” tegas Herman Khaeron sembari menyampaikan Selamat Hari Buruh 2020.
Herman menambahkan situasi covid-19 memang memberikan tekanan berat hampir di seluruh sektor industri, kecuali industri alat kesehatan, farmasi, dan pangan. Itu pun dibatasi oleh protokol kesehatan covid-19.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich