Herry Wirawan Perkosa 12 Santriwati, Kiai Maman: Saya Tidak Ingin Menyebut Dia Ustaz

Jumat, 10 Desember 2021 – 08:46 WIB
KH Maman Imanulhaq. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq membeberkan sosok Herry Wirawan alias HW yang memerkosa 12 santriwati di pondok pesantren (ponpes) di Kota Bandung, Jawa Barat.

Kiai Maman menyatakan sosok Herry tidak yang perkosa 12 santriwati tidak pernah terafiliasi dengan pesantren mana pun, kecuali dia pernah ikut kursus di salah satu lembaga dan pelaku mencoba membuat lembaga serupa.

BACA JUGA: Kiai Maman Ungkap Sosok Herry Wirawan Terdakwa Pemerkosa 12 Santriwati, Ternyata

Dengan demikian, dia memandang lembaga pendidikan yang didirikan Herry tidak sesuai dengan apa yang dikatakan dengan pesantren yang memiliki ciri khas tersendiri.

"Saya tidak ingin menyebut dia seorang ustaz karena dia tidak pernah mondok," kata Kiai Maman di Jakarta, Kamis (9/12) malam.

BACA JUGA: Ada Sosok Mister di Balik Aksi Bule Cantik yang Diciduk Polisi Bali, Siapa Dia?

Terlebih lagi, katanya, klaim pesantren yang disematkan terhadap lembaga milik Herry tidak memiliki jaringan alumninya.

Politikus PKB itu menyatakan lembaga yang didirikan Herry hanya menyediakan menyediakan pendidikan kesetaraan dengan mengumpulkan anak-anak dari berbagai daerah di Jabar, seperti Garut Subang dan lainnya.

BACA JUGA: Oknum Guru Mengaji Diduga Perkosa Belasan Santriwati, Lahir 9 Anak, KSPPA Mengutuk

"Sekali lagi, ini bukan pesantren," tegas Kiai Maman yang juga pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, Majalengka itu.

Untuk itu, wakil sekretaris Dewan Syuro DPP PKB itu memohon agar media tidak menyematkan lembaga pendidikan milik Herry sebagai sebuah pesantren.

Sebab, tempat itu hanya lembaga pendidikan biasa yang diasuh oleh Herry Wirawan yang tidak memiliki latar belakang pesantren, serta tidak punya afiliasi ormas mana pun.

"Ini menjadi catatan bahwa Kementerian Agama harus lebih hati-hati dalam memberikan izin kepada lembaga yang mengajukan izin kesetaraan," ujar Kiai Maman.

Dia juga meminta direktur pontren di Kementerian Agama melakukan pengawasan terhadap lembaga-lembaga pendidikan keagamaan sampai ke bawah.

"Tolong awasi semua lembaga-lembaga pendidikan yang mengatasnamakan agama agar tidak terjadi hal-hal tersebut," ucapnya.

BACA JUGA: Detik-Detik Mencekam saat Lenny, Anak, dan Ibunya Terkepung Awan Panas Gunung Semeru

Kiai Maman juga mengimbau masyarakat di lingkungan sekitar lembaga pendidikan agar menjadi bagian teraktif untuk memberi pengawasan. Pesantren menurutnya harus menjadi milik umat yang bisa diawasi dan diberi masukan.

"Lembaga pendidikan mana pun tidak boleh ada kultus individu, tidak boleh ada ketertutupan. Jangan biarkan anak-anak menjadi korban dari kebejatan moral orang yang mengatasnamakan sebagai pengajar," pungkas Kiai Maman. (fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler