jpnn.com, JAKARTA - PAM Jaya secara resmi menjadi satu-satunya perusahaan umum daerah yang mengelola dan melayani 100 persen pemenuhan air bersih di DKI Jakarta.
Operasional penuh PAM Jaya itu menyusul berakhirnya kontrak pengelolaan antara BUMD itu dengan perusahaan swasta Palyja dan Aetra.
BACA JUGA: PAM Jaya Lakukan Inspeksi Final Sebelum Akhiri Swastanisasi Air
"Hari ini (PAM Jaya) mengambil alih 100 persen kegiatan dan pengoperasian untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat terkait air bersih," kata Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Kamis (2/2).
Heru lalu menuturkan beberapa poin penting yang harus dicermati para pegawai di momen pergantian tersebut.
BACA JUGA: Muhammadiyah Dukung PAM Jaya Layani 100 Persen Air di Jakarta
"Pertama, saya memastikan operasional harus berjalan, pelayanan tidak terganggu, dan peningkatan pelayanan air baku (terpenuhi),“ kata dia.
Kepala Sekretariat Presiden ini juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada PAM Jaya atas segala upaya untuk memastikan kelancaran proses transisi dan transformasi BUMD itu.
BACA JUGA: Revisi UU Desa Dipolitisasi Hanya soal Perpanjangan Masa Jabatan Kades, PAPDESI Protes
Menurut dia, dengan berakhirnya keterlibatan mitra swasta bukan berarti PAM Jaya memulai lagi dari nol.
“Tinggal meningkatkan pijakan yang sudah terbangun dan menyempurnakan dengan lebih baik," tutur Heru Budi
Di lokasi yang sama, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menyebut selama satu tahun ke belakang pihaknya telah melaksanakan proses transisi dan transformasi dengan tata kelola perusahaan yang baik.
Proses tersebut menandakan bahwa kesiapan PAM Jaya didasarkan pada persiapan yang matang.
"Alhamdulillah transfer knowledge-nya tanpa dibarengi adanya pemberhentian hubungan kerja di kedua mitra. Dan kami rekrut, sehingga secara otomatis transfer knowledge dan orangnya sudah ada," ucap Arief.
Selain itu, PAM Jaya juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, apalagi perusahaan pelat merah ini menargetkan 100 persen cakupan pelayanan pada 2030. (mcr4/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi