Hidayat Menyarankan Prabowo dan SBY Segera Bertemu

Jumat, 16 November 2018 – 23:08 WIB
SBY dan Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid menyarankan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden (capres) Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Presiden RI Keenam sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut Hidayat, pertemuan ini penting dilakukan untuk membangun konsolidasi demi memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

BACA JUGA: Gerindra Klaim Prabowo dan SBY Selalu Rutin Bertemu

“Menurut saya, perlu segera ada pertemuan bersama untuk menyegarkan kembali semangat dan komitmen berkoalisi,” kata Hidayat di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (16/11).

Wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu berpandangan bahwa memang sangat wajar jika Prabowo Subianto yang inisiatif melakukan pertemuan itu. “Apakah dengan bilateral dulu beliau (Prabowo) dengan Pak SBY,” ungkapnya.

BACA JUGA: Please Setop Politik Saling Sindir karena Sangat tak Bermutu

Kemudian, pertemuan itu bisa dilakukan dengan perjumpaan partai yang tergabung dalam koalisi pengusung dan pendukung Prabowo-Sandiaga Uno. Sekali lagi, Hidayat mengatakan pertemuan-ini perlu dilakukan untuk saling mengembalikan semangat besar untuk menyukseskan Pemilu 2019 melalui pilihan politik yang sudah diambil.

“Secara prinsip kan PKS dan PAN tidak punya masalah, saya yakin Partai Gerindra dan Demokrat tidak punya masalah prinsip,” katanya.

BACA JUGA: Etika Harus Diutamakan Dalam Prosesi Politik Pilpres 2019

Sebelumnya, SBY dalam akun Twitter resminya, @SBYudhoyono mengkritik tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Awalnya, SBY menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yang dianggapnya bernada sumbang.

“Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons *SBY*,” cuit SBY di akun Twitter-nya, Kamis (15/11).

SBY mengingatkan, daripada menuding dan menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan yang sembrono justru merugikan. SBY mengatakan, pernah dua kali menjadi calon presiden. Tapi, tidak pernah menyalahkan dan memaksa ketua umum partai-partai pendukung untuk mengampanyekannya.

Dia menambahkan dalam pilpres yang paling menentukan adalah capresnya. Capres adalah superstar. Capres harus memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Saat ini, lanjut SBY, rakyat ingin mendengar dari capres apa solusi, kebijakan, dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia lima tahun ke depan.

“Kalau jabaran visi-misi’ itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*,” cuit SBY.

Terakhir, saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya *SBY*. Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar & kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain *SBY*,” tambahnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandi Langkahi Makam Pendiri NU, Nahdiyin Mengadu ke Hasto


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler