jpnn.com - Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengaku heran karena Indonesia yang dikenal memiliki garis pantai terpanjang di dunia justru mengalami kelangkaan garam. Politikus Partai Demokrat itu pun mendesak Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersungguh-sungguh dalam mengatasi masalah kelangkaan garam yang melanda Indonesia.
Menurut Agus, sekarang ini banyak pabrik garam yang tutup karena pemerintah tidak mempunyai kebijakan yang berpihak pada industri garam. "Dalam persoalan garam itu pemerintah harus serius," tegasnya di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/8).
BACA JUGA: Anak Buah SBY Khawatir Banget Dana Haji untuk Infrastruktur Bakal Salahi UU
Wakil ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu menambahkan, persoalan garam sekarang sudah sangat serius. "Ibaratnya bukan lampu kuning lagi, tapi sudah lampu merah soal garam ini," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah memang bisa saja mengimpor garam untuk mengatasi kelangkaan. Namun, impor seharusnya bukan menjadi solusi.
BACA JUGA: Harga Garam Sempat Capai Rp 330 Ribu
“Kebiasaan seperti ini harus dihilangkan. Masa setiap krisis ditanggulangi dengan impor?” katanya.
Anak buah Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat itu menilai impor garam menandakan menteri-menteri terkait tidak punya kemampuan mengatasi persoalan garam.
BACA JUGA: Harga Garam Melonjak Hingga 400 persen
“Aduh, betul-betul kemampuan yang tidak dimiliki menteri terkait. Habis, impor, habis, impor," sindirnya.
Karena itu, Agus mendesak menteri dan BUMN harus betul-betul memberdayakan dan memperkuat PT Garam. "Presiden harus memberikan peringatan keras kepada Menteri BUMN untuk PT Garam ini," katanya.
Agus merasa heran lantaran Menteri BUMN dan PT Garam tidak mempunyai kebijakan yang bagus untuk mengantisipasi masalah itu. "Kita bertahun-tahun hidup, baru sekarang ini masalah garam betul-betul hancur," tuntasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Garam Terancam Gulung Tikar
Redaktur & Reporter : Boy