Hiii...Penginapan Jorok, Atlet DKI Mengaku Kena Herpes

Kamis, 22 September 2016 – 08:56 WIB

jpnn.com - SUMEDANG – Atlet Gantole kontingen DKI Jakarta Fauzi Lukandi mengaku kecewa dengan pelayanan pihak Panitia Penyelenggara (Panpel) PON XIX/Jabar 2016. Terutama akomodasi untuk atlet gantole di Wisma Haji Islamic Center Sumedang. 

Kekecewaan Fauzi itu, ditulis dalam akun facebooknya pada 17 September 2016 lalu.

BACA JUGA: Dua Emas di Hari Terakhir, Wushu Lampaui Target

”Luar biasa fasilitas yg diberikan oleh tuan rumahnya PON Jabar terhadap Atlet cabor Gantole... Air mandinya mirip air Kencing!!!! (Wisma Haji Sumedang) terimakasih bapak2 petinggi Jabar.... Penyakit kulitnya sudah saya terima....," tulisnya dengan emoticon kecewa.

Fauzi mengaku terserang herpes akibat buruknya kondisi di Wisma Haji. ”Awalnya saya kira kena kutu air dikarenakan panas (tidak ada kipas/AC) ternyata semakin hari... Air baknya semakin Pekat... Jadi sisa waktu yg ada saya ngumpulin Aqua saja.... Bilasan terakhir pake Aqua....,” tulis dia masih dalam post yang sama.

BACA JUGA: Lini Serang Laskar Wong Kito Makin Tajam

Meski demikian, Fauzi mengaku, pihaknya tidak akan melayangkan surat pengaduan. ”Tidak kang. Saya mau fokus dulu lomba KTM di Cililin. Insya Allah, ini pelajaran buat kami yang muda-muda, untuk ke depan. Insya Allah generasi kami yang muda nanti apabila menggelar event skala nasional akan lebih profesional,” kata Fauzi saat ditemui, Rabu (21/9). 

Dia mengatakan, apa yang dia lakukan dengan mengunggah keluhannya ke facebook sebagai kritikan. Dengan harapan, menjadi kebaikan untuk pelaksanaan event besar selanjutnya. 

BACA JUGA: Letjen Edy Rahmayadi Harus Mundur dari TNI jika Nyalon Ketum PSSI

”Pada dasarnya saya mengunggah di FB hanya untuk kebaikan ke depannya. Tidak ada maksud lain,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu,  Ketua Paralayang dan Gantole Indonesia (PLGI) Cabang Sumedang Aris Pribaya menyarankan agar atlet yang merasa dirugikan melayangkan surat ke PB PON Jabar, sesuai dengan fasilitas yang dijanjikan.

Selain itu dia juga menyebutkan, dengan kondisi seperti ini menunjukkan jika pelayanan PON di Kabupaten Sumedang, makin parah. Menurutnya, anggaran pelaksanaan PON XIX/Jabar sebenarnya besar. Maka seharusnya para atlet selayaknya mendapatkan fasilitas dan pelayanan optimal.

”Sama sekali tidak kurang dana. Cuma banyak kekeliruan,” ungkap Aris. 

Pria yang menemukan dan merintis tempat paralayang dan gantole Batudua itu pun mengaku kecewa dengan berbagai pihak. Dia juga berharap, pelaksanaan PON segera selesai. ”Ruwet,” singkatnya. 

Sementara itu, Operator Game Managemen System (GMS) Support yang ditempatkan di Wisma Haji, Erwan menyebutkan pihaknya sudah usul ke pengelola agar menyediakan ruangan medis. Apalagi banyak di antara atlet dan offisial yang mengeluhkan pelayanan medis.

”Kontingen DKI komplen, mau sarapan hidangannya kosong, tapi sampai hari Jumat pihak wisma tidak ada respon. Hari Jumat Wisma Haji kabanjiran air masuk ke sumur, jadi air ke kamar mandi jadi keruh,” ungkapnya.

Menanggapi adanya keluhan dari atlet gantole tersebut, Anggota Komisi C DPRD Sumedang Deden Doni menilai, apa yang terjadi benar-benar mempermalukan Sumedang. Dia juga menyebutkan, Islamic Center sebenarnya tidak memenuhi standar untuk dijadikan penginapan atlet.

”Sebenarnya, Islamic itu tidak memenuhi standar. Kan minimal fasilitas bintang tiga, dan Islamic Center itu tidak menutup kemungkinan bakal jadi temuan,” tuturnya. 

Rencananya DPRD Sumedang, melalui Komisi C, sebut dia, akan memanggil pihak-pihak terkait setelah pelaksanaan PON selesai. (ign/rie/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polemik Venue Kongres PSSI Makin Rumit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler