Hikayat Tole Iskandar (2)

Rabu, 05 Oktober 2016 – 23:39 WIB
Rumah Tole Iskandar di Depok. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - LASKAR 21 pimpinan Tole Iskandar memainkan peranan penting dalam peristiwa Gedoran Depok. Karena dendam, rumah Tole pun dibakar rombongan Belanda Depok yang datang balas dendam bersama NICA.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Hikayat Tole Iskandar (1)

11 Oktober 1945. Merujuk laporan intelijen Belanda, hari itu ribuan orang menyerbu Depok dari seluruh penjuru mata angin.

Orang Depok dijarah takluk. Mereka yang "diistimewakan" di zaman Belanda, tak kuasa menahan gempuran laskar-laskar rakyat yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

BACA JUGA: Sumatera, Negeri Seribu Batang Air

Nyaris-nyaris serupa tragedi 1998, harta benda orang Depok dijarah massa. Yang melawan dibunuh.

Dalam suasana chaos itu, Laskar 21 pimpinan Tole Iskandar tampil ke muka. 

BACA JUGA: Pejabat Serupa ini? Barangkali Satu dalam Seribu

Mereka mengumpulkan orang Belanda Depok. Lalu membaginya jadi dua kelompok. Perempuan dan anak-anak di Gemeente Bestuur (sekarang RS Harapan Jl. Pemuda). Laki-laki dibawa ke Stasiun Depok dan kemudian ditahan di penjara Paledang, Bogor.

“Laskar 21 tidak pernah menyakiti orang Depok yang menjadi tawanan," ungkap Ngkong Asbih, anggota Laskar 21, dalam sebuah kesempatan. 

"Sebagai pejuang muslim, kami berpegang pada prinsip Nabi Muhammad yang melarang menyakiti tawanan anak-anak dan wanita,” sambung  karib kental Tole Iskandar itu.  

Ngkong Asbih kawan dekat Tole. Mereka bertetangga. Sama-sama tinggal di di Gg. Kembang, RW 03 Kelurahan Ratu Jaya, Depok. Hanya beda RT. Rumah Ngkong Asbih  di RT 04, Tole Iskandar di RT 03. 

“Saya kemana-mana selalu sama Tole. Dia tinggi besar dan selalu melindungi," kenangnya. 

Rumah Tole Iskandar kini dihuni oleh Roni Yudianto. “Karena Pakde Tole tidak punya anak, maka rumah ini ditempati oleh ayah saya sebagai adik bungsu. Dan begitu ayah meninggal, saya yang tinggal di rumah ini,” kata Roni.

Roni anak dari Slamet Mulyono, adik bungsu Tole Iskandar. Kabarnya, di antara mereka sekeluarga, ayah Roni yang wajahnya sangat mirip dengan Tole. 

Secara berturut-turut Tole punya adik, Nyi Mas Sukarsih, Sukaesih, Sugito, Soyoto,  Siti Mulyati dan Slamet Mulyono. Sugito dan Suyoto anak kembar. 

Tole Iskandar lahir tahun 1926 di Depok, Jawa Barat. Anak pertama dari tujuh bersaudara ini buah perkawinan Raden Samidi Darmo Raharjo dan Sukati Setjodiwrijo. 

Di zaman berjuang, Sukati--ibunda Tole--aktif membantu di dapur umum. 

Adiknya yang bernama Sukarsih menjadi anggota palang merah. Selain merawat pejuang yang terluka, dia juga aktif membantu di dapur umum. 

Sedangkan Sukesih, adik Tole lainnya bergabung dengan Polisi Putri pimpinan Kuswanti. 

Setelah menguasai Depok, para pejuang kemerdekaan Indonesia menjadikan Gemeente Bestuur, markas TKR Batalyon I Resimen IV pimpinan Ibrahim Adjie (kemudian hari jadi Pangdam Siliwangi). 

Selain markas TKR, di sana juga didirikan palang merah dan dapur umum. 

Oleh sebab wilayah itu dikuasai pemuda, maka daerah yang di zaman kolonial bernama Kerkstraat (jalan gereja) berganti nama jadi Jalan Pemuda--hingga kini. 

Sejurus waktu Depok dikuasai penuh oleh pihak republik. Tapi, selang beberapa hari kemudian, tentara NICA datang menyerang.

Terjadi pertempuran sengit. Karena serbuan NICA terlalu hebat, pihak republik berhasil dipukul mundur. 

Melalui seorang kurir, Tole Iskandar mengirim surat kepada orangtuanya agar segera meninggalkan Depok. Dia juga mohon doa restu pergi gerilya melanjutkan perjuangan bersama pemuda lainnya. 

NICA berhasil mengusai Depok. Mereka bermarkas di bekas markas TKR Depok, yakni bangunan tua yang kini jadi RS Harapan. 

TKR Depok membuka markas baru di Bojonggede. Begitu menguasai Depok, orang-orang Depok yang dibekingi NICA dan KNIL melampiaskan dendam. Mereka mendatangi dan membakar beberapa rumah. Termasuk rumah keluarga Tole Iskandar. 

“Ada yang mengatakan rumah itu sengaja dibakar oleh orang-orang KNIL setelah mendapat laporan dari mata-mata bahwa keluarga Tole aktif dalam perjuangan,” ungkap Roni, keponakan Tole Iskandar. --bersambung (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendek Kisah Sejarah Hari Tani Nasional 24 September


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler