jpnn.com, WAKATOBI - Bangkai ikan paus sperma yang terdampar di Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada Senin lalu, dikubur di pesisir Desa Kapota Utara pada Selasa (20/11).
Paus Sperma (Physeter macrocephalus), dengan ukuran panjang ± 9,5 meter, dan lebar ± 437 cm tersebut dikubur pada lubang dengan kisaran ukuran panjang 10 meter, lebar 2 meter, dan kedalaman 80 cm.
BACA JUGA: Infografis: Ini Bahaya Merkuri Bagi Kehidupan dan Lingkungan
Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi Heri Santoso menjelaskan, penarikan paus dari laut ke lokasi penguburan, yaitu Pantai Watululu, menggunakan speed boat Pos TNI AL (POSAL) Wakatobi.
Selanjutnya, kurang lebih 50 orang menarik bangkai paus untuk dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan.
BACA JUGA: Keharmonisan DPRD-Kepala Daerah Perkuat Green Leadership
“Untuk memudahkan, disepakati bangkai paus dibagi dua bagian yaitu badan dan kepala karena tidak memungkinkan jika ditarik sekaligus masuk ke dalam lubang. Kemudian bangkai ditimbun dengan pasir,” tutur Heri.
Penguburan bangkai paus dilakukan untuk menghindari dampak negatif bagi lingkungan perairan maupun bagi masyarakat sekitar lokasi. Selain itu, penguburan paus dimaksudkan untuk menyelamatkan rangka tulang secara utuh.
BACA JUGA: Paus Terdampar di Perairan Pulau Kapota TN Wakatobi
“Rencananya rangka tersebut akan dijadikan spesimen oleh kampus AKKP Wakatobi sebagai bahan edukasi dan penelitian. Guna keamanan, kami juga membuat tanggul karung berisi pasir mengelilingi titik penimbunan bangkai,” ujar Heri.
Proses penguburan paus ini, melibatkan tim gabungan yang terdiri atas Balai Taman Nasional Wakatobi, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), POSAL Wakatobi, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Wakatobi, Kepala Desa Kapota, Kepala Desa Kapota Utara, Yayasan Alam Lestari Wakatobi, WTC, WWF, serta masyarakat sekitar. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Tegaskan Komitmen Indonesia soal Merkuri di COP2 Swiss
Redaktur & Reporter : Natalia