Hindari Lego Kursi Kosong, Stop Pendaftaran!

Sabtu, 16 Juli 2011 – 18:46 WIB

JAKARTA-- Pendaftaran sekolah negeri untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak akan dibuka kembali alias sudah ditutupMenteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh menjelaskan, jika pendaftaran masih dibuka, dikhawatirkan akan menjadi pemicu adanya aksi jual beli bangku kosong.

"Jadi begini , ini kan tidak mudah

BACA JUGA: 28 Negara Ikut Kontes Matematika di Bali

Di satu sisi, kalau bangku kosong itu diisi maka kecenderungannya akan disalahgunakan
Siapa yang membayar akan mendapatkan bangku itu tadi

BACA JUGA: CISV Jalin Persahabatan RI-Prancis Lewat Remaja

Tanggal sekian tutup ya tetap proses belajar harus dimulai
Karena, kalau ditentukan lagi ada pembukaan, dibuka lagi, itu bisa ibaratnya nanti bisa ngetem di tengah jalan.Masuknya uangnya tidak ke tempatnya, tapi ke kondektur-kondektur

BACA JUGA: Gedung SDN 07 Makasar Rawan Ambruk

Itu kan juga bisa menimbulkan persoalan," terang Nuh kepada JPNN di Jakarta, Sabtu (16/7).

Nuh mengatakan, kebijakan ini sekaligus untuk memperhatikan sekolah swastaArtinya, siswa yang tidak diterima di sekolah negeri, maka bisa mendaftar ke swasta"Mungkin yang tidak dapat sekolah negeri, bisa beralih ke swasta," imbuhnya.

Mantan Menkominfo ini menerangkan, jika  quota sekolah X sebanyak  100 kursi, dan yang masuk atau mendaftar 120 orang, maka yang 20 harus keluarSebaliknya,  kalau kapasitasnya 100 kursi tapi yang mendaftar 80 orang, berarti ada sisa 20 kursi"Tapi saya tetap punya keyakinan yang mendaftar pasti lebih banyak daripada seatnya ituItu bisa dibuktikan dari jumlah lulusan SMP lebih besar daripada kapasitas atau quota seat yang ada di SMA," tukasnya.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menambahkan, jika calon peserta didik hingga detik ini belum dapat di sekolah negeri, maka sebaiknya harus mencari jalan lain, yakni mendaftar ke sekolah swasta"Itu sudah konsekuensinyaOleh karena itu, kalau mau dapat negeri tadi, belajar lah yang rajinSupaya bisa masuk ke negeriDan sekolah memang punya persyaratan dan tidak bisa memaksakan semua anak bisa masuk meskipun mengaku anak Indonesia yang harus dapat sekolah negeriLoh, yang lain kan juga punya hak," ujar Nuh.

Jadi, terang Nuh, kursi kosong di beberapa daerah yang mencapai puluhan ribu tersebut bukanlah kosong dalam arti sebenarnyaAkan tetapi,  karena sampai  batas waktu ditentukan tidak ada yang mendaftar, akhirnya penutupan pendaftaran yang merupakan resiko yang harus diambil pemerintah daerah"Kewenangan ini kan ada di daerah, bukan di Kementerian," serunya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SMA Plus Muhammadiyah Resmi Ditutup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler